Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Islam dan Kekacauan Internal

18 Agustus 2013   17:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:09 363 0
Kita mulai tulisan ini dengan cerita tentang sebuah perusahaan yang berambisi untuk menjadi sebuah perusahaan besar dan menguasai banyak bidang. Namun, sayangnya, situasi internal perusahaan tersebut sama sekali tidak harmonis. Kacau. Divisi satu dengan lainnya saling serang. Semuanya melakukan klaim bahwa idenya adalah yang paling benar dan tepat diterapkan demi kesuksesan perusahaan. Lalu, mungkinkah ambisi perusahaan tersebut dapat terealisasi dengan keadaan seperti itu?

Kasus yang sama terjadi di dalam agama Islam saat ini. Pada masa sekarang, begitu banyak aliran-aliran/sekte-sekte/mazhab-mazhab yang eksis di dalam Islam. Sebut saja Sunni, Syiah, Ahmadiyah, Wahabi dan yang terbaru Islam Liberal. Itu baru sebagian. Masih ada ratusan aliran, baik kecil maupun besar, baik yang sudah dicap sesat atau belum, yang lahir dan berkembang.

Saya tidak mau menghakimi, tapi pada kenyataannya, ribut-ribut antar aliran dalam Islam sendiri sudah bukan rahasia umum lagi. Ambil contoh di Indonesia saja, kasus kekerasan terhadap penganut aliran Ahmadiyah belum juga usai. Selain itu, diskriminasi terhadap warga Syiah di Sampang juga sedang terjadi. Itu baru di Indonesia. Di luar sana, perseteruan antara Ikhwanul Muslimin dan Wahabi juga tak kunjung usai. Bahkan, sampai sesama Al-Qaeda saja, kabarnya juga mengalami perpecahan internal.

Suasana yang tidak harmonis ini, bukannya tanpa sebab. Saya menduga bahwa sabda Muhammad bin Abdullah yang diyakini oleh umat Islam sebagai Nabi, adalah salah satu faktor pendukung ketidakharmonisan ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun