kalau harus menjadi target buruan, larilah. lari sekencangnya. lakukan segala cara yang terpikir olehmu untuk lepas. jangan pernah berhenti. jangan merintih karena perih. jangan menyerah karena lelah. ini saat berjuang, bukan mengerang. larilah. terus… sampai kau mati berlari.
namun kalau akhirnya kau terpojok, dari saat mereka mengurung dan siap memangsamu, membekulah. diam seribu bahasa. kalau perlu turunkan suhu tubuh. jangan pernah menatap mata mereka. jangan biarkan mereka merasa berkuasa atas jiwamu yang menggelepar. jangan beri mereka kenikmatan hangatnya keringat di sekujur tubuhmu, geliat panikmu saat berusaha melepaskan diri, hembusan deru napasmu yang termegap ketakutan. jangan. jadilah papan.
selama semua rutinitas siksaan menjelang ajal berlangsung atas tubuhmu, bebaskan ruh mengembara ke masa dan ruang terindah dalam benak. berusahalah tinggal saja di sana. tak guna kau pikirkan tubuhmu yang terkoyak. bahkan pemburumu pun sudah siap untuk membuangnya. ia butuh mainan yang hangat bergerak. bukan patung yang beku kelu.
MN, April 2014