Akhir-akhir ini, pantun tengah mencuri perhatian. Ia sejenak menomorduakan jenis-jenis karya sastra lainnya dan meninabobokan kutipan-kutipan bernas dari para tokoh dunia. Pantun boleh membusung dada dan berbangga, sebab ia bisa muncul dalam semua momen dan lintas ranah. Secara akumulatif, dalam beberapa waktu terakhir, pantun begitu ekspansif. Ia tidak saja mendekam dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia terbitan Erlangga (atau Intan Pariwara), tapi juga merambah sampai panggung hiburan, bahkan panggung politik.
KEMBALI KE ARTIKEL