Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Semesta di Tubuhmu

15 Maret 2021   22:15 Diperbarui: 15 Maret 2021   22:23 80 6


Mengecup kuncup tubuhmu yang ranum
Adalah pilihan mencumbui pipi yang candu
Mengetuk kata dari kata dari petikan jemari
Lantas mengendap dalam logika tanpa adopsi

Engkau terbang lalu hinggap di dahan rindu
Mengecup urat-urat bisu yang membakar
Mengelus dada selayak batu pualam
Dari sungai yang mengemas makna kehidupan

Sampai pada sepasang gunung mengatup getaran
Doa-doa singgah menjelma bibir yang getir
Menilik harap dan desah yang basah
Resah yang terjerat dalam pelukan

Sepanjang malam ibu memeras air susu
Untuk menghidupi anak-anak yang lahir dari mimpi
Mendekam bisik-bisik mawar dan angin liar
Membawa kabar hati yang jarang tersiar

Meletup-letup senyum yang sumringah
Aku mencecap rasa dari bibirmu
Manis dan cukup untuk menumbuhkan mawarku
Sebelum teriakan memecah sumyi di ranjang malam

Persis sebelum tangan serakah menghujam
Lalu mencakar surga atas kecerdasan
Agar kebijaksanan terjaga dalam pikiran
Kau basuh tubuh mungil dengan doa kedua

Perselingkuhan masih terus bergelayut
Aku masih mencintai sebagai jiwa kepada raga
Melingkar isi dada dan kepala dalam kesetiaan
Bersetubuh melilitkan hasrat untuk anak-anak kata

Sebelum ia tewas dalam perjalanan hari
Mengendap dalam prasasti penderitaan
Selain luka dan sejarah yang mendarah
Meneteskan kisah dari pena keabadian

Terkaparlah dalam sajak atas dosa
Menerpa jarak dalam lintang hari
Tumbuh seirama mekar bagi hati
Yang mendekap peduli untuk hidup dari puisi

Maria Wona

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun