Seiring berkembangnya zaman, tidak sedikit masyarakat yang menganggap generasi Z atau individu yang lahir antara tahun 1997-2012 tumbuh menjadi pribadi yang manja dan lemah mental. Argumen yang kerap kali diungkapkan oleh masyarakat tadi, rupanya juga didukung oleh penelitian dari
American Psychological Association (APA) pada tahun 2018, yang melaporkan sekitar 91% dari generasi Z merasa stress terkait dengan masalah politik, iklim, dan keamanan online, dibandingkan dengan 72% dari orang dewasa pada umumnya. Selain itu, sebuah survei dari
Blue Cross Shield Association menunjukan bahwa jumlah diagnosis depresi pada generasi Z meningkat sebesar 47% antara tahun 2013 dan 2016. Angka depresi yang dialami oleh para generasi Z yang makin hari kian meningkat, membuat para masyarakat luas berpikir, “Mengapa dengan segala kemudahan yang ada pada zaman sekarang justru membuat generasi Z makin menderita sehingga angka depresi terus melonjak?” Pemikiran serupa membuat lahirnya istilah “Generasi Strawberry” yang seringkali digunakan untuk melabeli karakteristik para generasi Z. Apakah benar generasi Z memiliki mental layaknya strawberry ? Untuk memahami penyebab dan solusinya, mari simak terus!
KEMBALI KE ARTIKEL