Beberapa hari lalu, atasan saya pak Arief menginstruksikan bahwa saya diikutkan untuk mengikuti pelatihan di Bandung dengan materi: Writing Skill. Saya tertawa, bukan karena senang tapi aneh. Apa hubungannya sama pekerjaan saya dan apa tujuannya saya diikutkan untuk pelatihan tersebut. Tapi apa boleh buat, bawahan tetap bawahan harus nurut.
Ketika hari pelatihan tiba, baru beberapa menit saya sudah bingung tanda tidak mengerti. Bagaimana bisa kita menulis tanpa pengetahuan menulis, tanpa ide dan tanpa kemampuan kosa kata yang benar. Tapi, pak Jumari dari Intermedia, dengan santai nya berkata tulis aja gak usah terlalu memikirkan aturan menulis, yang penting tuangkan saja kedalam tulisan. Dalam hati saya berkata, wah Bapak mah enak namanya juga penulis .
Tapi karena satu keharusan dan kewajiban saya pun berusaha untuk mencoba menuangkan pikiran saya dalam tulisan, latihan pertama, latihan kedua terlewati. Latihan ketiga saya harus membuat artikel di Kompasiana, berat sekali rasanya karena berarti akan dibaca oleh orang banyak. Hebatnya, pak Jumari sang pelatih santai saja dan bilang tulis aja yayyayyayyya, memang benar ternyata tulisan adalah pikiran yang merupakan datang dari hati. Ketika muncul ide tuliskan saja dan benar jadi sebuah tulisan.
Ini adalah tugas yang kedua yang harus dibuat untuk dimuat di Kompasiana, tapi dengan semangat yang baru serta paragdigma yang berbeda ketika saya pertama kali mengikuti latihan ini. Semoga saya bisa terus menulis dengan hati dan untuk kebaikan sertbermanfaat bagiMe kebahagiaan orang banyak.
Salam.