Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Fiksi Mini: Kopi Tak Lagi Hangat

21 Januari 2025   09:13 Diperbarui: 21 Januari 2025   09:13 26 6
             Istriku sedari tadi uring-uringan. Entah apa yang dialaminya. Kopiku jadinya tak hangat dengan situasi rumah. Aku serba salah untuk sekedar menanya. Sebab kutahu jiwa harimaunya keburu bangun jika sepatah kata keluar dari mulutku. Selang beberapa saat ia menghela nafas dan duduk di sampingku. Aku membuka percakapan dengan sedikit keraguan.
           "Cari apa, Bu?" tanyaku ragu masih takut disemprot.
           "Uang 20.000 di saku celanaku hilang," katanya.
           "Coba diingat baik-baik, barangkali lupa simpannya," kataku.
           "Udah, tidak ketemu juga," katanya.
           "Ibu biasanya suka lupa. Pikun!" kataku.
           "Ya sudah. Ngopi, Bu? Aku buatkan," kataku lagi dengan  ramah.
           Istriku manggut-manggut. Aku segera berdiri menyeduhkan kopi.
          "Nih," kataku.
          Aku dan istriku menyeruput kopi. Di luar hujan terus melibas deras. Dinginnya terbunuh hangatnya kopi.
         "Lo, kamu darimana?" tanya istriku saat melihat Dio, putra kami basah kuyup.
          "Nih, Pak. Gara-gara, Bapak aku basah," katanya sambil memberikan sebungkus rokok.
          Tatapan istriku tajam. Aku celingukan.
           "Uang itu untuk beli lauk!" teriak istriku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun