Senyumnya mengembang, mengiakan perkataanku. Ia mendekatkan duduknya, memelukku. Cantiknya masih sama, seperti senja musim kemarau. Ia masih terlihat manja, seperti dulu awal jumpa.
"Aku janji tidak shopping online lagi dengan nilai jutaan," katanya.
"Shopping seratusan, bolehkan?"
Aku mengangguk setuju. Salahku juga, terlalu memanjakannya sejak pacaran dulu. Aku terlalu tunduk mencintainya, sehingga permintaanya jarang tak kulayani.
"Apa dengan hidup minimalis kita bahagia?" tanyanya kemudian.
"Tentu," jawabku singkat.
"Kan yang dibeli kita butuhkan?" tanyanya lagi.
Aku menghela nafas berat.
"Ya, tapi barang yang lama masih ada dan berfungsi," jawabku.
"Jadi, kamu salahkan aku?" tanyanya merajuk.
Aku mendekat dan memeluknya. Aku menatap wajahnya, pertanda aku mencintainya.
"Shopping tidak salah. Kurangi ikatan emosimu dengan barang trend terbaru. Biar tidak numpuk," kataku.
"Baiklah," jawabnya sambil tersenyum.
"Bantu packing barang-barang, aku sudah mem-posting-nya di marketplace barang bekas," katanya kemudian.
"Termasuk baju celanamu yang baru datang kemarin. Oh ya, jangan lupa dengan onderdil sepeda motormu yang baru datang pagi tadi," katanya.
Aku terdiam lesu. Ia benar-benar merajuk.
19 Juli 2024