Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Fiksi Mini: Terbunuh Rindu

15 Juni 2024   16:04 Diperbarui: 16 Juni 2024   05:46 65 10

          Kalau kamu merindu apa salahnya datang padaku
Kalau kamu masih merajuk tak salah juga datang padaku

Saatnya rindu membunuh rajuk
Membenamnya hingga menghilang
dan tersisalah rindu!

(Puisi "Kalau Rindu" Karya M. Hamse)

        Aku menghela nafas panjang, rinduku sebatas ujung jalan! Nafasku sesak! Rinduku berbuah cinta tak berkepanjangan. Aku kalut dalam rinduku yang berkabut.
       "Cintaku padamu, tapi tidak dengan jodohku," katanya dalam sedu sedan ekspresinya.
        "Jika cintamu padaku, harusnya kamu milikku," jawabku.
        "Takdir membuatku beralih dari cintaku padamu," katanya.
        "Takdir? Bukan! Keegoisanmu menghancurkan kesetiaannku," kataku.
         "Wake up, Dri! Bisakah kamu berhenti memojokkanku?"
          "Sorry, Na! Aku masih mencintaimu," kataku.
           Ana, perempuan dengan mata sebening embun, tiba-tiba terdiam dan menatapku. Aku pun ikut terdiam, memandangnya dalam gabut hatiku. Ia mendekat, membelai lembut pipiku. Ia kemudian tersenyum.
         "Aku mengorbankamu demi dirimu, Andri. Masihkah kamu tak mengerti?" bisiknya.
         "Bukankah kamu mengorbanku demi dirimu?" jawabku.
         Ia menggeleng,"Ibumu datang padaku, agar melepasmu. Jika tidak kamu tak bisa menaiki pajeromu itu," katanya.
         Aku terperangah. Pengorbanan, Ana, gadis berhati sutera sungguh besar untukku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun