Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Fiksi Mini: Debu dalam Senja Kelabu

12 Juni 2024   08:02 Diperbarui: 12 Juni 2024   08:04 91 16

       Tak ada yang dapat dipercaya dari hubunganku dengannya. Awal yang penuh warna berubah melayu. Akar cinta yang menguat kini merenggang. Entah siapa yang salah? Pengorbananku hanyalah debu baginya. Syair-syair puitis yang terlahir dari hati dianggap goresan yang tak bermakna.
        Senja makin kelabu diiringi rintihan yang terdalam. Pesona senja kian memudar dan menghilang.
        "Ada apa denganmu? Kamu putuskan hubungan ini tanpa sebab! Bukankah asap ada karena api?" tanyaku sesaat setelah ia memutuskanku.
        "Terkadang kita melepaskan sesuatu tanpa sebab," katanya.
        "Kamu menggores luka di hatiku," kataku kesal.
        Ia terdiam seolah tak ada apa-apa. Ia biasa saja. Aku mengartikannya, ia tidak mencintaiku. Artinya, aku mencintai bayangannya.
        "Lukaku lebih perih darimu!" katanya sambil mendekat dan menatapku.
         "Ekspresimu tidak menunjukkan itu! Kamu menganggapku debu," kataku.
         "Bukankah aku debu bagimu?" katanya.
          "Kamu memutuskanku. Aku tentu debu bagimu!" nadaku meninggi.
          Ia tersenyum dan menatapku. Aku makin kesal melihat senyum pengkhianatannya. Aku muak!
        "Kamu tahu aplikasi apa ini? Tahu?" katanya sambil membuka aplikasi itu. Ia menunjukkanku sesuatu. Pesan whatsapp-ku dengan Tania lengkap di ponselnya. Aku mematung dan membisu.
       "Aku debu bagimu kan?" katanya dan ia menangis.

08 Juni 2024


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun