Siapa sih yang nggak kenal dengan Taylor Swift?
Saking suksesnya karirnya sampai dia mampu meningkatkan perekonomian negara. Bagaimana hal tersebut terjadi?
Semua lagu-lagu penyanyi berusia 34 tahun ini menemani hampir disetiap fase kehidupan penggemarnya, mulai generasi 90an sampai dengan 2000an, selalu ada lagu Taylor Swift yang relate dengan kehidupan sehari-hari, entah saat patah hati, merasa dibully, perasaan hampa dan kosong, sampai dengan kembali bersemangat menjalani hari-hari.
Bahkan, berkat konser penyanyi "All Too Well" itu, yakni pada 2, 3, 4 dan 7, 8, 9 Maret 2024 negara tetangga RI itu mengalami lonjakan pemesanan hotel sebesar 10 persen dengan dampak ekonomi yang diperkirakan sangat besar. T1,9 juta atau sekitar Rp4,09 triliun hingga Rp5,84 triliun
Taylor Swift diperkirakan "memberikan" keuntungan antara US$260,3 juta hingga US$371,9 juta atau sekitar Rp4,09 triliun hingga Rp5,84 triliun (asumsi kurs Rp15.715/US$).Â
Perputaran uang tersebut terdapat pada maskapai penerbangan yang menjadi akomodasi penggemarnya ke negara tujuan konser, perhotelan, restoran, pariwisata lokal, industri kecil lokal yang menjadi penyangga industri penerbangan, F&B Â dll. Singapura mengalami peningkatan jumlah pengunjung sebesar 115% dari 6,3 juta pada tahun 2022 menjadi 13,6 juta.
Peningkatan kedatangan pengunjung didorong oleh kuatnya permintaan dari gabungan pasar utama Singapura, yang dipimpin oleh Indonesia (2,3 juta), China (1,4 juta), dan Malaysia (1,1 juta). Pasar utama lainnya termasuk Australia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Â Negara-negara ini memang kantong penggemar Swifties (sebutan untuk penggemar Taylor Swift).
Meskipun tidak menafikan bahwa konser-konser besar juga mendorong pemulihan ekonomi Singapura pasca-pandemi, keunggulannya sebagai pemain pertama dalam industri hiburan. Namun, hal ini kurang signifikan dibandingkan konser Taylor Swift kemarin. Ini adalah langkah yang cerdas membaca peluang sebab strategi ekonomi konser ini meningkatkan daya tarik Singapura sebagai tujuan wisata dan menyumbang hingga 10% Produk Domestik Bruto (PDB)-nya.
Bisa jadi, ide Singapura ini karena negara tersebut mencium cuan dari jarak jauh ketika Federal Reserve Bank of Philadelphia menyebut Taylor Swift dalam Beige Book-nya, menghubungkan "bulan terkuat untuk pendapatan hotel di Philadelphia sejak awal pandemi" dengan Eras Tour-nya, saat Taylor Swift menggelar konser di Philadelphia di bulan Juni.
 Setelah itu disusul kemudian dengan laporan baik secara keuangan dari negara-negara bagian lainnya bermunculan yang memuji kemenangan terbaru penyanyi tersebut: menyelamatkan perekonomian AS dengan meningkatkan permintaan berkaitan dengan pertumbuhan perekonomian penyangga kegiatan konser tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL