Pemilihan Presiden tinggal menghitung hari, tepat tanggal 9 Juli 2014 adalah Pesta Demokrasi untuk Indonesia. Pasangan Capres-Cawapres akan mengetahui hasil pemilihan yang dilakukan langsung oleh masyarakat Indonesia, yang nantinya pemenang dalam pilpres ini akan maju menduduki kursi presiden 2014-2019. Banyak cara yang dilakukan untuk menarik simpati masyarakat, baik dari kalangan bawah hingga atas. Banyak cara berkampanye yang dilakukan, baik hitam atau putih. Saling menjatuhkan, saling membuka aib, saling menjelek-jelekkan dan masih banyak lagi hal-hal yang diluar akal sehat. Melewati banyak proses pengenalan masing-masing capres, mulai dari pemaparan visi-misi, debat capres-cawapres dan berkampanye dari kota ke kota yang lain. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mendekati rakyat, untuk bisa bertemu langsung capres-cawapres dengan rakyat secara langsung dan untuk menarik simpati masyarakat Indonesia. Menjelang hari tenang menuju pemilihan presiden, minggu terakhir masa kampanye terlalu banyak kejutan yang beredar luas di masyarakat, baik melalui berita media masa, media online atau informasi di media social. Semua pemberitaan yang beredar, yang saya baca kebanyakan dari tulisannya membuat saya terkejut. Oh inikah kejutan yang sudah saya prediksi jauh-jauh hari, yaitu maraknya berita kebohongan, berita saling menjatuhkan, berita fitnah dan berita-berita lain yang sangat tidak rasional. Saya selalu ingat dengan perkataan Pak Prabowo, Capres nomor urut 1 bahwa beliau melarang para pendukungnya untuk tida menyerang balik ketika ada kampanye hitam dan tuduhan-tuduhan lainnya yang ditunjukan kepada Prabowo. Belia selalu berkata kepada pendukungnya bahwa :
"Kalau orang menghujat jangan dibalas. Kita yakin kita berada di jalan yang benar" 'Seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak'
KEMBALI KE ARTIKEL