Memilih untuk berpacaran dengan seseorang adalah hal yang mudah untuk seseorang, tapi sulit bagi seseorang lain. Ada yang begitu sulitnya untuk menyayangi seseorang, tapi ada yang dengan mudahnyaa.. semuanya adalah pilihan mereka masing-masing. ada orang yang harus benar-benar menyayangi lawan jenisnya tersebut sehingga membuat masa PDKT menjadi begitu lama, dan akhirnya baru bisa mengiyakan untuk berkomitmen. Tapi saya jadi berfikir, dan teringat dengan
teori kebutuhan masslow.. terlebih lagi dengan istilah
gelas yang penuh dan setengah penuh. Rasa sayang itu diibaratkan sebagai
air yang diisikan pada gelas, dan
gelas nya itu sediri adalah
hati. Jika di awal berpacaran gelas tersebut sudah penuh dengan air, lalu apa lagi yang harus dilakukan?? Mungkin saja yang terjadi adalah pengosongan gelas itu, atau bahkan mungkin air itu akan tumpah..Dan keduanya bagi saya adalah hal yang sia-sia. Lalu saya berfikir, bagaimana jika kita mencoba hal yang lain? Biarkan saja di awal hubungan dan bahkan saat kita memilih untuk berkomitmen, gelas tersebut masih setengah penuh. seperti gambar di bawah. Gelas pertama menggambarkan awal hubungan, yg artinya belom ada rasa. Gelas kedua, saat melakukan pendekatan, sayang itu hanya setengah, atau sedikit. Dan gelas terakhir dilakukan saat masa-masa pacaran, mengisi hati kita bersama-sama, kedua belah pihak.
KEMBALI KE ARTIKEL