Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

HARI INI, tak ada alasan untuk tidak bersyukur

13 September 2011   06:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:00 109 0
pagi hari

perjalanan menuju kesbanglinmas di daerah tugu melewati beberapa lampu merah. seorang ibu berbadan gendut menggendong bayinya berjalan dari satu pintu mobil ke pintu mobil lainnya. dia masih muda. bayinya tidur dalam gendongan. berbekal kicik- kicik dari tutup botol dan suara nyanyian yang terdengar tidak jelas. aku memperhatikannya lekat- lekat sampai lampu hijau menyala. ahh....

siang hari

dia berjalan perlahan menyusuri jalan kaliurang. lelaki paruh baya dengan pikul di pundaknya. di ujung pikul tergantung tali pengikat bantal bantal jajaannya. jumlahnya kira- kira sepuluh di depan, begitu juga di belakang, masih imbang. sepertinya belum ada berkurang. siang ini panas terik. ahhh...

sore menjelang malam

aku melihat orang buta turun dari bus transjogja di halte monjali. dengan bantuan petugas jaga halte busway, dia turun, tergopoh gopoh memasang tongkatnya. petugas jaga halte menanyakan tujuannya, dia menjawab hendak ke nandan. itu artinya dia harus menyeberang. dituntun petugas jaga dia turun keluar halte sampai di pinggir jalan raya dan berjalan amat perlahan menyusuri jalan.

(aku masih terus memandanginya hingga sosoknya terlihat kecil, sambil membayangkan.... ah... apa yang ada dalam pikirannya ya....)

limabelas menit kemudian

bus transjogja jalur IIB yang kutumpangi memasuki terminal bis condongcatur, petugasnya segera berdiri dan mengumumkan halte yang akan dimasuki dan memberitahu nomor bus apabila ada penumpang yang akan transit. aku bersiap turun karena aku harus transit dan melanjutkan dengan bus transjogja nomor 3B. memasuki halte yang penuh sesak dengan penumpang yang juga transit. beberapa ada yang duduk di kursi yang disediakan, sementara aku dan beberapa orang lagi terpaksa berdiri.

tak lama bus yang ditunggu, nomor 3B datang. penumpang turun, berikut calon penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan masuk berjejal-jejal. bus penuh. bahkan tempat berdiri pun sudah sesak. dengan sigap aku sentuh pegangan tangan tepat di atas kepalaku. berdiri di depanku, seorang perempuan. masih muda, mungkin masih kuliahan semester awal. dengan susah payah tangannya meraih pegangan tangan yang tergantung di atas. setelah menggapai- gapai, akhirnya usahanya meraih gantungan berhasil. sekarang posisi tangannya lurus ke atas disamping kupingnya.

kuperhatikan tanganku yang juga berpegangan dengan gantungan, masih membentuk sudut kira- kira 100 derajat..

ahhh...

malam ini

aku harus kembali ke warung kecil di dekat kontrakanku, membeli air mineral titipan adikku yang lupa aku beli. karena jaraknya hanya beberapa meter saja, aku berjalan kaki. di tengah jalan, aku melihat sekeping uang logam. tergoda aku untuk mengambilnya. tapi kemudian kuurungkan niatku dan aku segera ke warung. dari warung aku kembali lagi ke rumah untuk mengambil gallon air mineral yang lupa aku bawa. perjalanan pulang ini pun uang logam itu masih kulihat. kali ini, dia tetap kucuekin.

kembali ke warung membawa gallon air mineral kosong, aku melihat uang logam itu lagi. aku berhenti, membungkuk, mengambilnya dan memasukkannya ke kantongku. uang logam 100 rupiah nilainya. aku lanjutkan lagi perjalananku..

hari ini,

tak ada alasan untukku tidak bersyukur.

aku makan 3 kali hari ini: di rumah (masakanku sendiri), bakso pak Kliwon, bebek pak Slamet.

aku menyusuri jalan maguwo-tugu-kaliurang-sleman-tugu dengan motor, dan aku hanya tinggal duduk manis di belakang temanku yang menyetir motor

aku melihat hijaunya sawah, aliran air sungai, awan putih di langit biru, cahaya matahari, pohon- pohon dalam keremangan malam, dan banyak lagi.

aku sehat. tertawa. bercerita. bernyanyi.

Alangkah banyak berkat yang kuterima.

Hari ini,

tak ada alasan untukku tidak bersyukur.

Na De

22;50, 10 sept 11

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun