"Ibu mau pergi bekerja. Cari uang biar uangnya bisa ditukar macam-macam," saya mengelus kepala anak kecil di depan saya itu.
Saya memang berusaha untuk sejak dini menanamkan pengertian bahwa uang adalah alat tukar pada anak-anak saya. Tidak ada yang terlalu spesial tentang uang, kecuali ia bisa ditukarkan menjadi apapun yang kita perlukan. Tepatnya sebagian besar hal-hal yang kita perlukan.
Anak-anak saya telah mengetahui bahwa ibu dan ayah mereka pergi bekerja mencari uang agar nantinya bisa ditukarkan menjadi makanan, pakaian, buku, dan mainan mereka. Dengan demikian, anak-anak saya tidak merajuk ketika kedua orang tuanya pamit untuk pergi bekerja dan mereka di rumah bersama kakek neneknya saja.
"Ibu bisa nggak sih kerjanya dari rumah saja?" Tanya anak saya lagi, kali ini sambil sedikit menyender pada saya.
Saya mengambil jeda agak lama sebelum menjawab pertanyaan yang sebenarnya juga merupakan permintaan tersebut. Selama ini saya memang bekerja di luar rumah, enam hari seminggu, minimal enam jam per kali. Waktu yang pasti dirasa sangat lama untuk anak-anak saya yang belum sekolah.
"Nanti Ibu pikirkan ya, bagaimana caranya agar Ibu bisa bekerja dari rumah saja, tidak perlu pergi-pergi lagi." Akhirnya saya menjawab pertanyaan anak saya dan ia pun tampak puas dengan jawaban itu.
Menurut saya, career switch atau beralih karir itu mudah untuk diucapkan, dituliskan, atau bahkan _ seperti kasus saya _ dijanjikan, namun tidak semudah itu untuk dilaksanakan. Banyak yang menggunakan istilah "banting setir" untuk perubahan karir. Secara implisit, istilah banting setir ini mengisyaratkan bahwa perubahan karir itu bersifat mendadak, tak terelakkan, memiliki hasil akhir yang tidak terprediksi, dan terjadi ketika kita dalam bahaya. Mirip seperti supir yang membanting setir saat akan bertabrakan dengan mobil lain. Padahal perpindahan karir yang baik itu yang berlangsung dengan mulus, tanpa banyak kejutan di dalamnya.
Derek Sivers adalah salah satu contohnya. Pada tahun 1992, Derek memutuskan untuk berhenti dari sebuah jabatan bagus di Warner Bros untuk menjadi pemusik penuh waktu. Ia bermain gitar dan melakukan tur dengan musisi dan produser Jepang Ryuichi Sakamoto.
Langkah besar berikutnya terjadi pada tahun 1997. Saat itu, Derek memulai CD Baby, sebuah perusahaan yang membantu artis independen menjual CD mereka secara online. Di zaman sebelum adanya iTunes, perusahaan CD Baby milik Derek ini memenuhi kebutuhan penting para musisi indie: pemasaran produk. Perusahaan berkembang dengan baik dan pada tahun 2008, Derek menjualnya ke Disc Makers seharga $22 juta.
Alih-alih, puas dan pensiun sembari hidup sebagai investor penuh waktu, Derek memasukkan semua hasil penjualan ke dalam perwalian amal untuk mendukung pendidikan musik dan hidup dari bunga sekecil mungkin yang diizinkan oleh hukum. Dia kemudian menjual harta miliknya dan mulai berkeliling dunia untuk mencari tempat tinggal yang menarik.
"Saya mengikuti aturan dalam hidup saya bahwa jika ada sesuatu yang menakutkan, lakukanlah. Saya telah tinggal di mana-mana di Amerika, dan bagi saya, hal yang sangat menakutkan adalah tinggal di luar negeri." ujar Derek Sivers tentang caranya menjalani hidup.
Sekilas, Derek Sivers terlihat seperti orang yang selalu membanting setirnya dan beruntung dengan pilihan "pekerjaan" barunya. Namun, apakah benar demikian?
"Saya memiliki prinsip tentang uang yang mengesampingkan aturan hidup saya yang lain, "katanya. "Lakukan apa yang orang mau bayar."
"Kecuali tentang hobi. Saya akan tetap melakukan hobi saya meskipun tidak ada orang yang mau membayar saya untuk itu," tambah Derek.
Baginya, ia tidak bekerja untuk memiliki banyak uang. Ingat, ia mendonasikan begitu saja 22 juta dollar ketika menjual perusahaannya.
"Uang adalah indikator netral tentang nilai. Anda berusaha untuk menjadi berharga ketika Anda berusaha untuk menghasilkan uang."
"Jika Anda ingin melakukan sesuatu, katakanlah sebuah ide, namun Anda kesulitan mengumpulkan uang untuk sebuah ide, atau berpikir bahwa Anda akan mendukung ide Anda dengan pekerjaan yang tidak terkait, maka Anda perlu memikirkan kembali ide tersebut."
Dengan kalimat tersebut, karier Derek, yang berputar di hal-hal kreatif dan terkesan tidak berorientasi pada uang, mendadak menjadi sangat masuk akal.
Langkah besar pertamanya, yaitu menjadi musisi profesional pada tahun 1992. Ternyata dimulai dengan menekuni musik di malam hari dan di akhir pekan. "Saya tidak berhenti dari pekerjaan saya sampai saya menghasilkan lebih banyak uang dengan musik saya."
Langkah besar keduanya adalah memulai CD Baby. Sekali lagi, dia tidak mengalihkan perhatiannya sepenuhnya pada pengejaran ini sampai setelah dia membangun basis klien yang menguntungkan. "Orang-orang bertanya kepada saya bagaimana saya mendanai bisnis saya," katanya. "Saya memberi tahu mereka terlebih dahulu bahwa saya menjual satu CD, yang memberi saya cukup uang untuk menjual dua CD."
Pernyataan Derek tentang perubahan karir yang dilakukannya dapat kita simpulkan sebagai "Hukum Kelayakan Finansial". Yaitu ketika memutuskan apakah akan mengikuti pengejaran yang menarik yang akan membuat Anda memiliki lebih banyak kendali dalam kehidupan kerja Anda, carilah bukti apakah orang bersedia membayar untuk itu. Jika Anda menemukan bukti ini, lanjutkan. Jika tidak, carilah ide lain.
Perpindahan karir ini tentu saja tidak serta-merta. Ingat, Derek Sivers melewati malam-malam panjang mengasah kemampuan musiknya dan bermain musik tanpa meninggalkan pekerjaan utamanya sampai penghasilannya dari bermusik melebihi penghasilan utamanya. Demikian pula kita, idealnya career switch ini diterjemahkan menjadi pergeseran karir alih-alih banting setir, karena bergeser itu berpindah perlahan-lahan, bukan cepat, mendadak, dan tergesa-gesa.
Aih, bicara tentang pergeseran karir yang alon-alon asal kelakon ini membuat saya makin pesimis apakah saya dapat mengubah pekerjaan saya dari yang harus bekerja menemui orang di luar rumah menjadi di rumah saja. Mungkin saya baru akan dapat memenuhi janji pada anak saya ketika dia sudah menginjak usia remaja. Ketika bahkan ia sudah tidak terlalu membutuhkan ibunya ada di rumah terus-menerus.