Pagi ini saya mendapat kabar yang mengejutkan dari grup whatsapp angkatan. Ada dokter internship yang meninggal di kepulauan Aru. Konon masih dicurigai akibat ensefalitis virus (radang otak akibat virus) dengan diagnosis banding morbili (campak). Namanya dr. Dionisius (panggilannya Andra). Dokter Andra ini baru saja pulang dari Jakarta untuk menengok keluarganya. Hari Sabtu dari Tual naik fery ke tempat tugasnya. Sebenarnya sebelum kembali ke tempat tugas, dr. Andra sudah demam dan sudah dilarang untuk kembali ke Dobo oleh orangtuanya, tapi dia bersikeras untuk kembali. Saat di kapal, kata temannya, bicaranya sudah pelo (tidak jelas). Sampai di Dobo keesokan harinya, dr. Andra langsung dibawa ke RS, dirawat di ruang biasa. Pada hari Senin, kesadaran mulai menurun, dan terus memburuk sampai dipasang ventilator tapi tidak tertolong lagi. Sayangnya adalah transportasi dari dan ke Dobo yang sangat terbatas. Pesawat yang sebelumnya ada setiap hari izinnya sudah dicabut. Kapal hanya ada 2 minggu sekali. Jadi seperti yang kemudian ditulis di media, transportasi menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh dr. Andra.
KEMBALI KE ARTIKEL