Indonesia Berkebun digagas oleh Ridwan Kamil sang Winner of International Design Competition dengan konsep Ekologi, Edukasi dan Ekonomi. Dimana setiap individu, apakah dia bapak, ibu, anak-anak atau lajang mengambil peran dalam suatu komunitas dan mengisi peran tersebut sesuai kemampuan dan kompetensinya sehingga kegiatan komunitas selalu positif, kekeluargaan dan bermanfaat. Contoh Indonesia Berkebun yang sudah berjalan di Jakarta yaitu di Grogol dan Springhill. Bandungpun sedang merintis Bandung Berkebun yang akan mulai tanam pada tanggal 15 Mei 2011. Pelaksanaannya cukup mudah, mungkin melalui obrolan dengan teman sekantor, teman sekolah atau jejaring sosial seperti twitter dan facebook akan diketemukan lahan tidur yang menganggur karena pemiliknya belum punya ide atau dana untuk membangun. Jumlah anggotanya? Suka-suka! Sesuai kesepakatan. Demikian juga dana awal yang dibutuhkan untuk menggarap tanah yang semula pastinya tidak terawat sehingga membutuhkan pekerja khusus. Tetapi dengan berjalannya waktu, penyandang dana khusus mungkin tidak dibutuhkan karena akan tercukupi dari iuran anggota. Iuran anggota tersebut dibutuhkan untuk menggaji tukang (dinamakan
perawat kebun) yang bertugas merawat kebun sehari-hari, misalnya menyiram tanaman atau merawat tanaman ketika pada waktunya berkebun anggota komunitas tertentu berhalangan hadir. Skema urban farming dari Indonesia Berkebun sebagai berikut :
- Sponsor : Pemberi pinjaman lahan dan / atau Pemberi dana untuk penggarapan tanah awal, pembelian benih, alat-alat berkebun (sesuai kesepakatan)
- Wali Kebun : Individu yang bertanggungjawab sebagai kordinator. Orang tersebut mempunyai kompetensi di bidang pertanian maupun tidak . Ya, namanya juga komunitas, pemilihan wali kebun benar-benar demokratis karena dia tidak digaji (istilah kerennya : social worker).
- Perawat kebun. Seorang pekerja (bisa paruh waktu) yang bertugas menjaga lahan. Khususnya ketika lahan baru ditanami sehingga membutuhkan perhatian ekstra.
- Komunitas. Suatu keluarga utuh maupun lajang yang mempunyai kepedulian berkebun tetapi tidak mempunyai lahan di pekarangannya.
KEMBALI KE ARTIKEL