Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature Artikel Utama

Tas Pakai Ulang (reusable Bag), Tas Trendy Pengganti Kantung Plastik

1 November 2010   17:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:55 2602 1
[caption id="attachment_311025" align="alignleft" width="225" caption="tas pakai ulang (doc.Greeneretion Indonesia)"][/caption]

Tergelitik membaca tulisan Bustanova tentang seorang ibu yang membawa kresek bekas dalam reusable bag (baca : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2010/10/31/plastik-indomaret/ ), khususnya tanggapan Kompasianer Airf Hdiaayt :

"atau bisa jadi motivasi ibu tersebut supaya dilihat orang kalau dia berbelanja di swalayan, bukan pasar tradisional…. who knows??

Wah, tanggapan yang cukup sadis, karena :

1.Minimarket kini mudah ditemui di jalan kecil nan becek sekalipun dengan harga beberapa produk lebih murah dibanding pasar tradisional menjadikan supermarket /minimarket bukan lagi tempat yang “wah” dan prestisius.

2.Kantung plastik yang disediakan umumnya http://green.kompasiana.com/limbah/2010/09/06/oxobag-kantung-plastik-masa-kini/, karenanya si ibu pembawa kresek Indomaret pastinya sudah menghitung dengan cermat, karena percuma juga kalau oxobag diperlakukan sekali pakai.

3.Bukan sesuatu yang mudah untuk bertindak berbeda walau benar, saya sering mendapat kernyitan dahi ketika mengeluarkan plastik bekas belanja telur, sehingga tidak usah mengambil plastik telur yang baru. Mungkin pembeli lain berpikir “Mahluk aneh apakah ini, pelit bener ?Plastik aja kok itungan !”

Tetapi komentar lebih banyak terlontar ketika saya mengeluarkan reusable bag atau tas pakai ulang yang terlipat kecil berbentuk dompet.

“Wah, ibu Global Warming ya ?”

Gantian saya yang mengernyit, emang apa artinya Global Warming ?Terlalu mengawang kontribusi terhadap Global Warming melalui tindakan sepele seperti membawa tas pakai ulang. Karenanya saya hanya menjawab :

“Ah nggak, Cuma pingin ngurangin kresek Bandung. Saya kan nggak pingin ada Bandung Lautan Sampah jilid 2”.

“Iya ya bu, sekarang aja disetiap pojok Bandung ada sampah, apalagi kalau TPA Sarimukti tutup tahun 2011.

Nah lo, setiap warga Bandung rupanya mafhum bahwa tahun 2011, Bandung akan terkena lampu merah sampah. Tetapi tidak semua warga menyadari bahwa kantung plastik (kresek) menjadi sarana penyebab bom sampah karena sampah organik yang terbungkus kantung plastik akan sulit membusuk bahkan mengeluarkan gas beracun. Berbeda halnya apabila warga mau membuang sampah organik ke lubang biopori atau mengkomposnya. Sedangkan si kresek silakan dipakai berulang ulang hingga sobek.

Sayangnya kresek yang dipakai berulang-ulang mudah sobek dan tampang kresek yang lecek membuat si pembawa kresek merasa jatuh merk dan nggak pede.

Solusinya adalah membawa tas pakai ulang (reusable bag). Banyak toserba memberikan tas pakai ulang gratis untuk sejumlah pembelian tertentu. Tas pakai ulang juga sering dibagikan di seminar dan workshop. Bahkan banyak supermarket mengiming-imingi tas pakai ulang berharga murah untuk sejumlah pembelian tertentu, biasanya dijual didekat kasir. Beberapa supermarket yang menjual tas pakai ulang adalah Superindo, Yogya dan Carrefour. Sayang si pembeli umumnya lupa membawa tas pakai ulangnya ketika berbelanja kembali ke supermarket. Mungkin karena berukuran besar dan tidak praktis. Sehingga pembeli yang lupa membawa dan pembeli yang hanya membeli beberapa jenis barang kembali kekebiasaan lama yaitu berbelanja dengan kantung plastic (kresek).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun