"Mas, jangan tinggal aku. Mas..." Dinda histeris dalam pelukan Arman, adik bungsunya. Tepat ketika peti jenazah yang berisi suaminya di liang lahat hendak ditimbun. Ucapannya ini sukses memancing tangis haru biru dari pelayat yang ikut ke pemakaman. Begitu juga mampu mengganggu fokusku yang sedang mengabadikan momen sakral ini, tanganku gemetar.
KEMBALI KE ARTIKEL