Kematian tubuh tidak bisa dihindari, karena maman ini merupakan hukum alam. Tidak ada tubuh yang abadi, namun demikian tidak dengan pikiran atau roh. Roh terdiri dari gugusan pikiran dan perasaan, ini yang tidak bisa mati. Oleh karena itu bisa ditaklukkan oleh siapa saja. Bukan hanya orang pilihan yang bisa menaklukkan. Yang harus dipahami adalah apa yang bisa mati?
Setiap manusia harus memahami adanya keabadian dalam dirinya. Yang paling mendasar adalah pemahaman terhadap arti kata 'manusia'. Kata manusia terdiri dari dua kata: 'manas'Â dan 'isya'. Kata pertama berarti pikiran, yang saya maksudkan dengan pikiran adalah segala sesuatu yang memikirkan materi, semata untuk kepentingan diri sendiri, sedangkan intelegensi atau buddhi adalah pola pikir yang dilandasi kepentingan orang banyak. Â Sedangkan kata ke dua atau 'isa' berarti ilahi. So, yang mati adalah pikiran atau intelektual. Bila pikiran atau intelektual berkaitan dengan kenyamanan indrawi; untung-rugi, mati; kebahagiaan pun digapai.
Tubuh atau Badan
Ya, yang mengalami kematian adalah tubuh atau badan, segala sesuatu yang bersifat bendawi atau materi. Adalah hukum alam bila setiap materi atau benda senantiasa berubah. Pikiran juga materi. Oleh karena itu, kita harus melampaui sifat materi atau ke-materilisme-an dalam diri kita. Kebahagiaan bisa digapai dengan cara memasuki ke keabadian diri.