Seperti di sulawesi utara selain ada pemilihan gubernur, ada juga pemilihan bupati/walikota di beberapa daerah.
Dinamika politik pilkada akan menjadi sangat ketat dan keras. Pasalnya, telah muncul banyak kandidat yang siap bersaing secara penuh untuk menjadi kepala daerah. Tak peduli lawan politiknya dari partai mana. Yang pasti, masing-masing kandidat akan bertarung ekstra, perhitungan dan ambisius untuk satu kursi pemerintahan.
Antusiasme politik ini menandakan begitu seksinya menuju pendewasaan politik demokrasi. Setiap orang diperkenankan mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai kandidat tanpa memandang kesukuan, ras dan hoaks.
Namun, faktanya justru terbalik banyak masyarakat yang malah mengobral suku, ras dan hoaks sebagai alat politik untuk menundukkan lawan politik yang berbeda. Mindset seperti inilah yang seharusnya dihilangkan karena wujud keberagaman telah menjadi konsensus untuk dimaknai secara kolektif.
Berkenaan hal tersebut diatas, saya akan menyoroti pemilihan gubernur dan wakil gubernur sulawesi utara.
Setidaknya saat ini, orang lebih cenderung melihat pada sosok gubernur. Meskipun wakil gubernur juga sangat menentukan. Untuk bakal calon gubernur, setidaknya sudah ada lima kandidat. Mereka adalah Olly Dondokambey (OD), Christina E. Paruntu (CEP), Elly E. Lasut (E2L), Vonny A. Panambunan (VAP) dan Godbless Vecky Lumentut (GVL).
Dari ke lima calon ini, baru Olly Dondokambey yang sudah pasti jadi calon gubernur, meski harus menunggu penetapan calon oleh KPU.
Sementara empat calon lainnya masih menunggu keputusan DPP dari partai masing-masing.
Setidaknya ada empat kekuatan partai di Sulut yang menonjol. Yaitu, PDIP, Golkar, Nasdem dan Demokrat.
PDIP sendiri sudah menetapkan calon, sementara tiga partai lainnya masih tarik menarik. Di Golkar sangat besar CEP yang bakal diusung. Tapi harus berkoalisi dengan partai lainnya.
Sementara Nasdem, masih harus menyaring calon. Karena tidak mungkin satu kursi tiga orang yang akan menempati (GVL, VAP, E2L).
Di Nasdem ini memang kuat 'perjudiannya'. Salah penetapan calon, pasti hasilnya tak memuaskan.
Dari peta kekuatan politik di Sulut, PDIP leading di semua sektor apalagi Olly Dondokambey di pasangkan kembali dengan Steven Kandouw. Jaringan partai meliputi struktur, kader dan simpatisan yang terkenal solid serta militan bakal memenangkan calonnya. Partai ini menguasai legislatif dan eksekutif. Meskipun ASN netral, mereka pasti didukung oleh kalangan birokrat.
Sementara Nasdem mencuat sebagai runner up. Partai ini juga memiliki kader-kader potensial. Sedangkan Golkar dan Demokrat, meski masih terlihat kekuatannya, tapi sudah memudar.
Secara realita politik di masyarakat pada lima belas kabupaten/kota di provinsi sulawesi utara, saya selaku pemerhati politik melihat PDIP dengan calon gubernur  Olly Dondokambey dan wakil gubernur Steven Kandouw masih sangat kuat dan kokoh untuk meraih kemenangan.