Akhirnya demi berusaha yang terbaik untuk kesembuhan mama kami pun setuju dan menandatangani persetujuan tersebut.
Malam itu saya dan papa memutuskan pulang setelah melihat kondisi mama tidur nyenyak. Karena memang sebenarnya pasien di UGD In Covid tidak boleh ditunggu atau ditengok. Hanya jika pasien membutuhkan bantuan untuk makan, minum atau buang air saja keluarga dipanggil untuk membantu. Karena perawat di UGD tersebut tidak bertugas untuk merawat kebutuhan pribadi pasien. Mereka hanya melayani perawatan medis saja.
Saya pun tiba di rumah dengan rasa lelah fisik dan mental. Dan saya merasa suhu tubuh saya juga meningkat. Akhirnya setelah membersihkan diri dan minum obat barulah saya berusaha untuk bisa tidur. Untuk pertama kalinya saya merasakan demam sejak merawat mama saya. Saya pikir mungkin saya kelelahan.
UGD InCovid Day – 2
Kamis, 3 Desember 2020. Hari ini mama dijadwalkan Tes PCR atau Tes Swab. Untuk mengetahui apakah infeksi yang dialami mama karena virus Covid-19 atau bukan.
Sementara itu kondisi mama sudah mulai stabil. Mulai sadar, karena hari sebelumnya seharian hanya tidur saja. Â Mama juga mulai merasa lapar dan ada nafsu makan. Bubur dari RS pun habis dinikmati beliau. Saya merasa cukup lega. Berharap kekuatan mama segera pulih.
Mama juga tetap mendapat terapi infus Dextrose dan Sodium Chloride, kata dokter untuk terapi dehidrasi dan supaya gula darahnya stabil. Mama memang penderita DM dan memakai insulin sudah 10 tahun sejak operasi kanker payudara. Dan sejak masuk UGD gula darah mama cenderung turun. Selain itu mama juga mendapat terapi injeksi antibiotik dan multivitamin.
Tepat jam 11 siang mama diambil sample PCR nya untuk dites. Kami berharap hasilnya negatif. Sambil menunggu hasilnya keluar, kami tetap menunggu mama di ruang tunggu yang disediakan RSSA.
KEMBALI KE ARTIKEL