Tim Nasional Indonesia U-16 sudah gagal ke putaran final Piala Dunia U-17 pada 2013. Pada babak kualifikasi ke putaran final Piala Asia U-16, Terens Owang Priska Puhuri dkk hanya bisa meraih posisi 3 dengan 9 poin hasil 3 kali menang dan 2 kali kalah. Thailand dan Australia lolos ke putaran berikut kualifikasi.
Kegagalan itu tentu bisa jadi pelajaran berharga untuk melangkah lebih baik untuk mencetak prestasi lebih baik pula. Di depan, ada Piala Dunia U-17 tahun 2015 dan 2017. Dan, tokoh sepakbola usia dini, Taufik Jursal Effendi, sangat yakin Indonesia bisa merebut tempat putaran final Piala Dunia U-17 pada 2017 jika sejak dini seluruh stakeholder sepakbola Indonesia bahu membahu membangun tim yang kuat.
Sebagai ketua umum ASSBI (Asosiasi Sekolah Sepakbola Indonesia), Taufik memiliki data pemain-pemain muda sejak 2008. Dengan penerapan program sport-science yang tepat, Indonesia cukup memiliki talenta-talenta muda yang bisa jadi pilar-pilar timnas tak cuma untuk usia 17, tapi juga jenjang-jenjang usia lain hingga timnas senior.
Sementara itu, khusus untuk Piala Dunia U-17, ASSBI juga siap bekerja sama dengan PSSI. “Kami punya data 1700 pemain kelahiran 2000-2001 dari 23 provinsi di Indonesia,” katanya. “Karena untuk bisa tampil di Piala Dunia U-17 pada 2017, kita harus menyiapkan pemain U-13 atau kelahiran tahun 2000.”
“Kita punya potensi besar,” ia menandaskan, “Naif sekali kalau kita tidak bisa tampil di Piala Dunia U-17 pada 2017 hanya karena kita abai melakukan persiapan.”
Dari sekitar 1700 pemain belia itu, kata Taufik, kita hanya butuh setidaknya 44 pemain (4 pemain di tiap posisi) yang bisa kita olah dengan baik selama 3-4 tahun ke depan. Uji coba bisa dilakukan dalam kualifikasi Piala Dunia U-17 pada Kejuaraan Asia U-16 tahun 2014 di Thailand. Thailand memang sudah ditetapkan sebagai tuan rumah oleh AFC pada 25 April 2013.
“Jadi, ayo kita berbenah,” ajak Taufik. “ASSBI sendiri akan menerapkan standarisasi SSB mulai September 2013,” ia menambahkan.