Nama meskipun maksudnya sama terkadang penyebutannya berbeda, ambil contoh beberapa daerah di Sumatera Barat. Orang Minang terbiasa menyebut kota Jam Gadang dengan kota Bukiktinggi, terkadang disingkat menjadi Kiktinggi saja. Lalu apakah lafal tersebut sama dengan penulisannya? Ternyata tidak, tulisannya adalah Bukittinggi. Begitupun sohib saya yang bernama Zailani, di antara rekan ada yang memanggil dia dengan sebutan Jailani, padahal sangat jelas awal namanya huruf Z. Selanjutnya penulisan nama kota di Eropa Timur terkadang juga sulit kita pahami, misalnya Ibukota Ceko ditulis Prague dilafalkan Praha. Wah, beda banget. Dan yang aneh bin lucu plus menggelitik ketika mendengar penyanyi mendendangkan lagu dengan syair berikut: Endonesia Tanah Air Beta". Merdu sih, namun sejak kapan I diganti dengan E? Tapi itulah kenyataannya.
KEMBALI KE ARTIKEL