Album keluarga, satu-satunya dokumen yang sangat membantu untuk bisa mengenal beliau. Mama jarang menceritakan tentangnya, bisa jadi karena kepahitan yang dia rasakan sehingga enggan menceritakan. Menceritakannya, sama saja mengorek luka lama yang ada di dalam hatinya. Bisa dipahami sikap mama tersebut. Sehingga dari album tersebut, saya dan adik saya tertolong mengenali sosok beliau. Banyak photonya di album semasa hidupnya, beliau orang yang bergaya, bergaul, membawa kapal angkutan umum di sekitar danau toba. Setidaknya album itu bicara banyak hal dan adik saya juga menyimpan satu photo untuknya.
Tentang penuturan orang lain yang mengenal beliau, mereka sering dan rata-rata berkata: "Bapa mu na jolo burju, pargaul, dll". Semua orang yang mengenalnya dengan dekat tak lupa menyaksikan sembari menasehati "ale, bapa mu parminum", "molo i sotung di tiru ho". Mereka yang mengenal beliau akan bersaksi demikian, semua hampir sama.
Pernah teman bertanya, "Gimana pendapat saya yang tidak mengenal sosok bapa?" Saya mengatakan "saya tidak merasa kehilangan seorang bapa", karena memang tidak pernah merasa 'apa artinya memiliki' seorang "bapa", jadinya tidak pernah merasa kehilangan.Â