Anjani melirik dompetnya. Ia mendengus menyadari jatah uang sakunya ke kampus hari ini tinggal sepuluh ribu rupiah saja. Separuhnya sudah habis dia berikan pada pengemis yang bersliweran di gedung Fakultas. Dari sejak ia memarkir motor pagi tadi, pengemis pertama yang mendapat selembar seribuan darinya adalah seorang ibu dengan pakaian bergambar partai dan calon legislatif yang wajahnya hampir buram saking lusuhnya. Menyusul kemudian, pengemis kedua, ketiga dan seterusnya datang dengan ekspresi yang hampir sama ketika ia duduk memangku laptop di lobi saat menunggu Gita datang.