Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Korupsi? Mari Introspeksi Diri!

25 Januari 2014   23:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:28 33 0
Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia berada pada deretan atas dalam peringkat negara terkorup sedunia. Menurut penelitian Tranparency International, Indonesia menduduki peringkat 64 dalam urutan negara paling korup sedunia, dari 177 negara yang diteliti. Padahal, banyak upaya telah diusahakan. Misalnya, penyelidikan melalui KPK, supremasi hukum, dan pengawasan pada berbagai lembaga penyelenggaraan negara.
Hal ini membuat kepercayaan masyarakat pada pemerintah berkurang. Ini sangat memprihatinkan, karena kedaulatan utama negara berada di tangan rakyat.
Namun, sebelum beranjak lebih jauh dan menjadi sok benar, mari kita introspeksi diri. Apakah dalam kehidupan sehari-hari, saya/ kita/ mereka tidak melalukan korupsi? Ingat, korupsi itu meliputi banyak hal selain korupsi uang, misalnya korupsi waktu, korupsi bahasa, korupsi tindakan, dll
Korupsi waktu. Pernahkah Anda telat bangun pagi, telat datang ke tempat pertemuan, atau tidak melakukan sesuatu pada waktu yang seharusnya, dengan memberikan alasan yang sebenarnya bisa dicegah agar hal tersebut tidak terjadi? Jika Anda melakukannya, maka Anda telah melakukan korupsi waktu. Jangan mengelak! Jangan membiarkan hal tersebut berlanjut lebih lama. Jika Anda mengatakan bahwa Anda tidak sengaja melakukannya, saya sulit percaya. Bagaimana bisa, melanggar hal-hal yang sudah diajarkan sejak kecil, bahkan juga diberi peringatan oleh hati nurani, dibilang tidak sengaja? Tentu saja itu sangat sengaja. Sebaiknya Anda mulai membenah diri mulai dari sekarang. Contoh lainnya yang tidak layak ditiru adalah ijin terselubung. Kita meminta ijin untuk pergi ke toilet, namun nyatanya, kita malah melakukan hal yang lain-lain.
Selanjutnya, korupsi bahasa. Dalam kesehariannya, masyarakat kita telah terbiasa mengorupsi bahasa, seperti ketika mengetik -bukan menulis- melalui layanan pesan singkat. Tengoklah ujaran seperti "Tahu tuh!", padahal yang dimaksud "Tidak tahu tuh!" Sapaan "Selamat pagi," yang hanya dibalas dengan ucapan "Pagi." Lantas jika saya menyapa dengan "Pagi," dan orang lain mengorupsi setengahnya, maka hanya akan menjadi "Gi," saja. Apalah artinya Gi itu?
Korupsi itu ibaratnya seperti mencuri. Padahal, Tuhan memberikan perintah kepada manusia, "Jangan mencuri!" Jika sudah demikian perintah dari Sang Pencipta, mengapa kita masih melakukannya? Hendaklah kita hidup di "Jalan Kebenaran."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun