Kisah ini tentang seorang pria paruh baya yang sudah saya kenal dengan sangat baik. Dulu beliau adalah seorang anak petani yang miskin. Beliau memiliki tujuh orang saudara yang hidupnya harus dicukupi, namun apa daya tangan tak sampai. Untuk makan saja, terkadang lauk satu telur dadar harus dibagi dengan saudara berbanyak, dan seringkali beliau hanya dijatah kerak nasi. Situasi ini memaksa beliau untuk angon kebo milik tetangga, demi membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Walaupun dengan keadaan ekonomi yang kurang, semangat beliau untuk menimba ilmu tidak pernah padam. Saya kira jelas bedanya orang yang hanya ingin menciduk rezeki lebih banyak, atau sekedar menjadi sukses, dengan orang yang memang cinta dengan ilmu pengetahuan. Sungguh, beliau memang haus untuk belajar. Berkali-kali dijegal oleh keterbatasan, tapi jalan keluar itu selalu ia temukan dengan usaha.
KEMBALI KE ARTIKEL