Sumber Foto :Â traveladventures.org
Pemimpin Jihad asal Mesir, Murgan Salem al-Gohary, menyerukan seluruh Muslim untuk menghancurkan patung Sphinx dan Piramida Giza yang berada di Mesir. Dia menganggap kedua situs bersejarah itu sebagai berhala.
Gohary mengatakan bahwa Muslim bertanggung jawab untuk menghancurkan patung, situs, atau benda lain berpotensi untuk di sembah oleh manusia seperti yang diajarkan dalam Islam. "Ini sama seperti apa yang saya lakukan bersama Taliban saat menghancurkan patung Budha di Afghanistan. Saat itu pemerintah gagal melakukannya," ucapnya.
Gohar menyampaikan pendapat ini pada saat sela sela wawancara dengan stasiun televisi swasta Mesir, dua hari lalu.Tayangan ini banyak disaksiakan oleh para warga Mesir dan Arab. Lelaki pernah di hukum dua kali di bawah pemerintahan mantan Presiden Husni Mubarak ini muncul setelah ribuan orang dari kelompok Islam konservatif berkumpul di alun-alun Tahrir, Ibu kota Sairo. Saat itu mereka memberikan pendapat agar Syariah Islam menjadi dasar undang- undang baru Mesir.
Balasan atas pernyataan Gohary, wakil presiden dari Partai Ennahda Tunisia, Sheikh Abdul Fattah Moro, mengatakan bahwa dalam sejarah perkembangan Isalam di Mesir, Amr ibn al-Aas, komandan militer Arab pada saat itu justru tidak menghancurkan Piramida ketika menaklukkan Mesir. "Nabi itu menghancurkan berhala sebab orang menyembahnya. Tapi Sphinx dan Piramida itukan tidak disembah," ucap Moro.
Surat kabar Egypt Independent mengatakan Gohary memang terkenal sebagai pembela kekerasan. Dia telah di jatuhi hukuman penjara dua kali, bahkan satu dari hukuman tersebut, dirinya pernah mendapatkan hukuman penjara seumur hidup. Namun, Gohary berhasil melarikan diri ke Afghanistan.
Lima tahun kemudian, Gohary pergi dari Pakistan menuju Suriah yang dimana dia akhirnya berhasil di tangkap dan di serahkan ke Mesir. Setelah kejatuhan rezim Husni Mubarak awal tahun lalu, dia dilepaskan oleh pengadilan.
Beberapa bulan terakhir ketakutan juga muncul di kalangan warga Mesir terhadap kekuatan politik Salafi. Ini di karenakan oleh perdebatan terhadap barang-barang antik Mesir.
"Kelompok Salafi pernah meminta agar patung firaun ditutupi karena mereka menganggap sebagai berhala," ucap Ahmad Osman. Dia mengatakan kelompok Salafi memang mengikuti prinsip keagamaan koservatif dan melihat patung-patung di larang dalam Islam.
Hal ini tentunya menjadi bahan pembicaraan banyak orang termasuk Herry Beng Koestanto yang merupakan seseorang pemilik perusahaan tambang terbesar dari Indonesia. Herry sendiri sebenarnya adalah seseorang yang penting dari negara Indonesia karena kepemilikan perusahaan tambang miliknya sehingga pajak yang di bayar oleh dirinya pun tentunya memiliki harga yang tidak rendah.