Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Benarkah Ada Pengkhianatan di Istana Sehingga JK Disindir Adian?

21 Mei 2017   06:57 Diperbarui: 21 Mei 2017   07:46 1354 10

Menarik membaca berita beberapa hari ini tentang sindiran Adian Napitupulu kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sebagaimana diberitakan tribun islam (18/5/2017/) ,para mantan aktivis yang tergabung dalam Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) meminta semua pihak yang berada di lingkaran Istana Negara untuk tidak berkhianat  kepada Presiden Joko Widodo.
PENA 98 mensinyalir ada sejumlah elit dan menteri yang berpotensi menghianati Presiden.
"Kalau mereka mengkhianati (Jokowi) kita akan mencatat namanya satu persatu .Siapapun itu", kata Sekjen PENA 98,Adian Napitulu dalam acara " Refleksi Gerakan Mahasiswa 98 Melawan Kebangkitan Orde Baru" di Taman Ismail Marzuki,Jakarta Pusat,Senin,15 Mei malam.
Selanjutnya Adian mengatakan " Kalau misalnya Wakil Presiden juga mau mencoba coba (khianati Jokowi) ,kita akan mencatat namanya .Dan kami harap ,kerakusan  kerakusan untuk berkuasa tidak mengorbankan rakyat kita "tegas Adian.Selain Adian beredar juga massa yang diduga pendukung Ahok (Ahoker) yang juga menghina JK.
Adian Yunus Yusak Napitupulu adalah seorang aktivis yang ikut aktip dalam gerakan mahasiswa menurunkan Suharto tahun 1998.Bersumber dari Wikipedia diperoleh informasi ,pria yang lahir di Manado pada 9 Januari 1971 ini adalah aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia ( GMKI ) dan juga aktif disejumlah organisasi seperti Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia,Penggagas dan Pendiri Komunitas Mahasiswa se Jabotabek (Forum Kota /Forkot) 98 ,Penggagas Jaringan Kota Tahun 2000 dan sederetan aktivitas lainnya.Sekarang Adian adalah anggota DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Nama Adian sebagai politikus pdip semakin mencuat ketika menjelang pilpres 2014,pria kelahiran Manado ini menjadi pembicara yang tangguh pada debat televisi berhadapan dengan timnya Prabowo-Hatta Rajasa.Memang harus diakui ia punya kepiawaian dalam berdebat.
Dengan posisi politiknya yang demikian maka ketika ia sebagai Sekjen Pena 98 menyindir JK seperti tersebut diatas maka tidak salah kalau muncul pertanyaan kenapa kalimat seperti itu diutarakannya kepada Jusuf Kalla yang nota bene Wakil Presiden yang dipilh oleh rakyat berpasangan dengan Jokowi pada pilpres yang lalu.
Apakah sindirannya kepada JK sikap pribadinya ,sikap Pena 98 atau justru sikap partainya.Terlebih lagi kalau dicermati kalimat nya untuk JK itu sangat tajam " Dan kami harap ,kerakusan kerakusan untuk berkuasa tidak mengorbankan rakyat kita".
Apakah kata kata tentang kerakusan kerakusan untuk berkuasa merupakan pandangan pribadi Adian atau juga menjadi pandangan resmi partainya.
Sepanjang yang terbaca oleh umum seperti yang diceritakan oleh Zulkifli Hasan,Ketua Umum PAN ,pada pilgub dki yang lalu JK justru merekomendasikan kepada Prabowo agar mengusung Anies Baswedan sebagai calon gubernur dki.Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan sikap pdip,partai pemimpin koalisi yang mendukung Jokowi-JK pada pilpres 2014.
Apakah dengan sikap JK yang demikian partai pimpinan Megawati itu menjadi marah?.Mungkin saja ya karena terbukti kemudian pasangan Ahok-Djarot kalah telak selisih 18 persen dengan perolehan suara Anies-Sandiaga.
Kekalahan ini merupakan pukulan bagi pdip karena di ibukota republik mereka kalah padahal pada pemilu 2014 partai ini merupakan peringkat pertama.
Secara  pribadi kekalahan Ahok-Djarot juga kekalahan politik Sang Ketua Umum karena sepanjang yang dicermati majunya Ahok sebagai kandidat calon gubernur adalah keputusan Ketua Umum yang punya hak prerogatif untuk itu.Ahok tidak ada mendaftar resmi sebagai bakal calon pada pdip dan ia juga tidak ada mengikuti serangkaian proses sejenis uji kelayakan dan kepatutan sesuai mekanisme partai.
Diakui Megawati adalah Ketua Umum yang hebat karena hanya dengan leadership,integritas serta kemampuan organisatorisnyalah pdip mampu melewati masa masa sulit di jaman Suharto dan mampu selama 10 tahun berada diluar pemerintahan semasa kepemimpinan SBY.
Oleh para pendukung dan pengagumnya disebut salah satu kekuatan nya karena punya instink politik yang kuat.Keberanian mengajukan Jokowi,Walikota Solo untuk bertarung pada pilgub dki tahun 2012 salah satu buah dari instink politiknya itu.
Tetapi lebih fenomenal lagi instink politiknya untuk mengajukan Jokowi sebagai capres pada pilpres 2014 dan lagi lagi instink politik yang dimilikinya membuahkan hasil besar.
Karena terbukti Mega punya instink politik yang kuat itulah jajaran partainya yakin Ahok yang telah dipilih oleh Ketua Umum akan menang di Jakarta dan ternyata kali ini instink itu meleset.
Bisa jadi kekalahan Ahok menghadapi Anies membuat perasaan Megawati kurang nyaman dengan siapapun yang mendukung secara terbuka maupun diam diam mantan mendikbud itu yang ditengarai salah satunya adalah JK.
Biar bagaimanapun keputusan politik Mega lah yang menjadi faktor utama menyandingkan Jokowi dengan JK.Sangat lajim penyusunan pasangan calon ditentukan sekurang kurangnya dua faktor ,1).Untuk memenangkan pertarungan dan 2). Keharmonisan pasangan dalam memimpin.
Memang selama ini masyarakat menilai hubungan Jokowi-JK cukup baik walaupun beredar juga berbagai rumor bahwa ada ketidak harmonisan diantara keduanya.Tetapi dengan sikap JK yang pro Anies sementara publik mempersepsikan Jokowi condong ke Ahok maka tidak salah juga munculnya anggapan masyarakat bahwa kedua pimpinan negara itu tidak harmonis lagi.
Menjadi semakin menarik untuk mencermatinya karena Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi yang akan berkordinasi dengan Pemprov DKI justru dipimpin oleh Sudirman Said mantan Menteri ESDM yang juga oleh publik dianggap orangnya JK.
Beberapa waktu yang lalu Menko Maritim Luhut Panjaitan mengeluarkan komentar ,Pemrov DKI (Anies-Sandi) harus bertanggung jawab apabila Jakarta banjir akibat penghentian proyek reklamasi.Berkaitan dengan hal tersebut Tim Sinkronisasi pimpinan Sudirman Said meminta agar Luhut membeberkan kajian yang pernah dibuat oleh Rizal Ramli ,menko yang digantikan Luhut.Seperti diketahui kajian yang dibuat Rizal Ramli menyatakan dengan tegas bahwa proyek reklamasi harus dihentikan atau sekurang kurangnya diadakan moratorium.
Mengingat selama kepemimpinan Ahok ,proyek reklamasi terus dilanjutkan dan tidak adanya tegoran dari pemerintah pusat maka muncul anggapan bahwa Jokowi juga merestui proyek reklamasi itu.Karenanya sikap Rizal Ramli yang menentang proyek bernilai  triliunan itulah dianggap masyarakat penyebab hilangnya nama nya dari Kabinet Jokowi.
Tetapi kelihatannya tidak hanya Adian Napitupulu yang mengingatkan JK karena belakangan ini muncul berbagai tudingan kepadanya seperti sosok yang intoleran,mendukung ormas islam radikal serta ikut mencampuri vonis yang dijatuhkan terhadap Ahok.Berbagai tudingan  dan tuduhan itu tidak salah juga kalau ditapsirkan sebagai upaya untuk membuat langkah JK terkunci sehingga tidak terlibat secara optimal dalam membuat dan melaksanakan kebijakan pemerintah.
Kemudian wajar juga mempertanyakan kalimat yang dikemukakan Adian Napitupulu " Dan kami harap kerakusan kerakusan untuk berkuasa tidak mengorbankan rakyat kita" .Kemana kah makna yang dituju pernyataan  ini.Apakah maksudnya bahwa JK punya ambisi untuk mengendalikan Anies selaku gubernur dki atau sudah bisa dikaitkan dengan pilpres 2019 nanti.
Memang prediksi prediksi tentang hal itu masih terlalu dini untuk dikemukakan tetapi sekurang kurangnya dengan pernyataan Adian dimaksud publik mulai dapat gambaran tentang suasana di istana.
Salam Persatuan!








KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun