Sejatinya ibarat sakit,Partai Golkar baru sembuh dari sakitnya berupa perpecahan internalnya yang muncul pada Desember 2014 yang lalu.Perpecahan tersebut ialah lahirnya 2 kepengurusan partai  Golkar yang satu dipimpin oleh Abu Rizal Bakri dan yang lainnya dinakhodai oleh Agung Laksono.Dualisme kepengurusan partai tidak hanya berada pada tingkat pusat tapi juga menjalar sampai tingkat provinsi,kabupaten dan kota.Betapa parahnya perpecahan itu terlihat pada pilkada serentak 15 desember 2015.Pada saat itu hampir saja partai berlambang pohon beringin itu tidak diperbolehkan mengusung calonnya karena dualisme kepengurusannya tetapi akhirnya Komisi Pemilihan Umum ( KPU) membolehkan Golkar mengajukan calonnya dengan syarat pengurus kembar pada setiap tingkatan pemerintahan mencalonkan pasangan yang sama dan pasangan tersebut disetujui oleh dewan pimpinan pusat masing masing.