Memang aneh orang sekarang. Bila beli komputer, sukanya yang kecil doang. Tapi kalo soal bercinta, masih saja penasaran: perlukah kemaluan yang besar? Banyak yang bilang itu perlu, tapi tak sedikit pula yang diam-diam menganggap besar-kecil bukan masalah. Manakah yang benar? Mungkin saja keduanya benar. Tak usah kita berdebat panjang-lebar. Daripada buru-buru bersilat lidah tanpa malu-malu, mari kita samakan persepsi lebih dulu. [caption id="attachment_127634" align="aligncenter" width="500" caption="Perlukah kemaluan besar dalam bercinta? (sumber: pacaransehat.blogspot.com"][/caption] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "kemaluan" itu mengandung tiga pengertian. Salah satunya adalah "
hal malu". Inilah yang kami maksud dengan "kemaluan" pada tulisan kami ini. Kami berdua hendak menulis naskah buku
seputar hal malu dalam bercinta, berpenampilan, berpidato, bekerja, berpolitik, beragama, dan lain-lain. Diantaranya:
- Mengapa merasa malu?
- Mengapa "malu adalah bagian dari iman"?
- Mengapa tidak merasa malu?
- Mengapa "malu bertanya, sesat di jalan"?
- Kapan kita tak perlu merasa malu?
- Bagaimana menyingkirkan rasa malu yang tak perlu itu?
- Kapan kita perlu merasa malu?
- Bagaimana menumbuhkan rasa malu yang diperlukan itu?
KEMBALI KE ARTIKEL