Pengalaman negatif saya adalah dulu saya tidak mau sekolah karena malas dan malah berada di dalam kamar sepanjang hari menikmati waktu bermain dengan ponsel saya.
Saya lumayan sedikit menyesal dan membenci diri saya sendiri setelah beberapa tahun mengurung diri.
Lalu, beberapa tahun lagi setelah saya beberapa tahun sebelumnya menyesal dan membenci diri sendiri karena dulu malas sekolah; kakak perempuan saya membeli sebuah buku yang berjudul, Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat, yang ditulis oleh Mark Manson.
Ya, buku yang sama persis dengan buku yang tadi saya tulis di awal artikel ini. (1)
Pada awalnya saya tidak terlalu tertarik dengan buku itu.
Namun, suatu hari saat saya sedang bosan, saya mencoba melihat-lihat buku itu untuk iseng-iseng saja. Lalu, saya hanya berniat membaca buku itu sedikit saja karena lumayan penasaran.
Dan, "Ternyata bagus juga." Itulah yang saya pikirkan waktu membaca halaman pertama buku, Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat, yang ditulis oleh Pak Mark.
Setelah itu saya mulai meneruskan bukunya sampai pada akhirnya saya menyelesaikannya sampai halaman terakhir.
Kemudian beberapa tahun lagi, yaitu hari ini; saat saya sedang berpikir mencari ide untuk digunakan sebagai topik artikel, saya tiba-tiba terpikirkan mengenai salah satu kutipan yang ditulis oleh Mark Manson di bukunya pada BAB I:
"Menerima pengalaman negatif adalah sebuah pengalaman positif."
Lalu, jadilah artikel ini.
Butuh waktu bertahun-tahun sejak pertama kali saya menemukan kutipan itu dan benar-benar paham dengan maksudnya.
Akhirnya saya paham dan sadar bahwa daripada terus menerus membenci semua pengalaman negatif kita di masa lalu, lebih baik kita mulai menerimanya saja dengan hati yang terbuka karena itu malah sebuah pengalaman positif.
Sampai saat ini saya sudah menerima pengalaman negatif saya yang berkaitan dengan kecanduan ponsel.
Kebetulan, kedua orang tua saya tidak terlalu paham menggunakan ponsel Android. Dan kebetulan juga, saya jadi lumayan tahu banyak mengenai ponsel dari pengalaman negatif saya.
Jadi, ya, pasti kamu sudah tahu sendiri bagaimana kelanjutannya, bukan? He-he.
