Namaku
Paditoro. Aku terlahir dari gabungan cinta buta. Letupan meriam, mortir dan senapan berhamburan tak karuan di kolong langit dikepul asap, mendendangkan kelahiranku. Dentuman bising itu, yang mempercepat kelahiranku. Bale kecil yang rapuh terbuat dari anyaman bambu tua, disitu untuk pertama aku menyentuhnya. Siulan burung emprit yang tak menentu, mengiringi kelahiranku. Kambing dan kerbau adalah tetangga dekat rumah yang melihatku. Sementara
kocoran airdiantara parit, membasahi badanku yang  hijau, kecil dan tak bertulang.
KEMBALI KE ARTIKEL