Saya duduk bersila, dan mulai menarik nafas dalam.
Saya bukan pengikut aliran meditasi, tapi kata Anand Krishna, itu bikin otak lebih siap buat berifikir.
Pelan, kesadaran saya mulai naik.
Matahari merayap dan mulai menyebarkan rasa hangat.
Lagi-lagi saya cuma ingin menulis.
Hal ini sudah saya jalani selama bertahun-tahun. Tanpa kesengajaan buat menciptakan rutinitas. Tanpa niat menciptakan sebuah keteraturan.
Saya melakukannya cuma karena merasa bahwa inilah satu-satunya yang bisa dilakukan dalam menyambut pagi. Hampir tanpa dorongan apapun, bahkan tanpa rasa apapun.
Ms-Word sudah terbuka. Saya siap menulis.
Selamat pagi, saya cuma ingin menulis.
Sesuatu yang masih bisa saya lakukan dengan hati. Setidaknya setengah jiwa ini tertinggal disana. Saya ingin menulis. Tapi tidak untuk bicara; mulut saya penuh sumpah serapah. Dan saya tidak ingin berteriak. Percuma, toh kamu juga tidak mendengar!
Kamu tau bagian yang paling menyenangkan dari menulis? Adalah ketika kita tidak perlu mendengar, melihat, memperhatikan, dan (pura-pura) peduli buat berinteraksi dengan lawan bicara. Kita adalah pusatnya! Bukankah menyenangkan jika segala sesuatu berpusat pada kita.
Waktu, ruang, dan energi.
Sedangkan hal lain yang ikut berputar di sekitar kita, itu sama sekali bukan masalah.
Setengah hidup saya terpampang disana. Di semua tulisan-tulisan saya.