Di sebuah sudut ruang yang sunyi namun hangat, Coach Hafidin memulai sesi mentoringnya dengan kalimat yang menusuk hati, "Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita salihah."
Kalimat yang ia kutip dari hadis Rasulullah SAW itu menjadi pembuka diskusi panjang tentang makna sejati dari kehidupan rumah tangga yang bahagia.
Coach Hafidin, seorang mentor yang dikenal sebagai Poligami Expert, telah menghabiskan bertahun-tahun hidupnya membantu pasangan suami-istri menemukan harmoni dalam kehidupan berumah tangga.
Ia percaya, rumah tangga adalah tempat beristirahat, bercanda, dan membangun generasi yang unggul. Tapi ironisnya, banyak laki-laki yang terjebak dalam rumah tangga penuh konflik, hidup dalam kepalsuan yang tak pernah mereka sadari.
Tidak sedikit kisah yang datang ke ruang konsultasi Coach Hafidin menyerupai fragmen kehidupan yang getir. Ada seorang suami yang menceritakan bagaimana istrinya, yang awalnya salihah, berubah menjadi pribadi yang sulit.
Bukan karena sifat dasar sang istri, tapi karena selama dua dekade pernikahan, ia gagal menjalankan perannya sebagai qawwam---pemimpin keluarga yang seharusnya membimbing dan mendidik.
Di sisi lain, Coach Hafidin kerap menemui pasangan yang sejak awal tidak menyadari kesalahan mendasar dalam hubungan mereka. Suami membiarkan istrinya menjadi dominan, egois, atau minim pengetahuan agama.
Akibatnya, rumah tangga mereka tak ubahnya seperti ladang peperangan yang mudah terbakar oleh konflik kecil. Mereka hidup bersama dalam tubuh pernikahan, namun jiwa mereka saling bermusuhan.
"Apakah ini takdir?" tanya Coach Hafidin retoris. Dengan tenang, ia menjawab sendiri pertanyaannya, "Tidak. Islam telah memberikan rambu-rambu untuk memperbaiki segala situasi, termasuk rumah tangga."
Dalam Islam, pernikahan adalah anjuran, namun perceraian pun menjadi solusi dalam kondisi tertentu. "Seorang suami harus tahu kapan bertahan, kapan memperbaiki, dan kapan melepaskan," ujar Coach Hafidin.
Prinsip ini yang ia ajarkan dalam program mentoringnya---bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan untuk regenerasi, tetapi juga sebuah sarana menemukan ketenangan, kebahagiaan, dan cinta yang halal.
Menurut syariat Islam, pernikahan memiliki empat tujuan utama yang mulia. Pertama, pernikahan menjadi tempat istirahat yang memberikan ketenangan di tengah hiruk-pikuk kehidupan duniawi.
Kedua, rumah tangga berfungsi sebagai ruang untuk berbagi canda tawa dan kehangatan, yang dapat meredakan penat dari berbagai persoalan hidup.
Ketiga, pernikahan menyediakan fasilitas yang aman dan halal untuk menyalurkan kebutuhan biologis, menciptakan kenyamanan dalam hubungan suami-istri.
Keempat, pernikahan menjadi sarana membangun generasi yang kuat dalam keimanan, yaitu anak-anak yang setia kepada Allah, Rasul-Nya, dan ajaran Islam.
Dengan menjalankan empat tujuan ini, pernikahan tidak hanya menjadi ikatan fisik, tetapi juga pondasi menuju kehidupan yang penuh berkah.
Namun, apa yang terjadi jika pernikahan justru menjadi sumber stres, kesedihan, bahkan dosa? Inilah yang menjadi fokus program Coach Hafidin---mengembalikan fungsi pernikahan sebagai "surga dunia".
Coach Hafidin percaya bahwa kunci keberhasilan rumah tangga terletak pada pemahaman suami tentang perannya. "Laki-laki adalah pemimpin keluarga. Jika ia gagal, rumah tangga akan runtuh," katanya.
Coach Hafidin meyakini bahwa keberhasilan rumah tangga sangat bergantung pada pemahaman suami tentang perannya sebagai pemimpin keluarga.
Baginya, seorang suami yang gagal menjalankan tugasnya sebagai qawwam akan membawa rumah tangganya menuju kehancuran.
Oleh karena itu, dalam program mentoring yang ia tawarkan, tidak hanya aspek teknis hubungan yang menjadi fokus, tetapi juga pembentukan pola pikir dan karakter suami sebagai pemimpin.
Program ini mencakup pembelajaran mendalam tentang cara menjalankan rumah tangga sesuai dengan syariat Islam, penanaman mindset yang benar sebagai laki-laki, suami, dan ayah, serta pelatihan untuk menjadi pemimpin yang mampu membimbing istri menjadi wanita salihah.
Tak hanya itu, Coach Hafidin juga menyediakan pendampingan individu untuk membantu para suami menemukan kebahagiaan sejati dalam rumah tangga mereka.
Coach Hafidin menekankan, setiap perubahan harus dimulai dari diri suami. "Bagaimana mungkin istri berubah jika suaminya sendiri tidak memberikan teladan?" tanya Coach Hafidin.
Di antara ratusan pasangan yang pernah dibimbing Coach Hafidin, ada banyak kisah inspiratif tentang perubahan. Salah satunya adalah Andi, seorang pengusaha yang datang dengan wajah lesu dan hati penuh luka.
Ia mengaku, selama 15 tahun menikah, ia tak pernah merasakan ketenangan. Istrinya sering mendominasi, sementara ia hanya diam dan menghindari konflik.
Setelah menjalani program mentoring, Andi mulai memahami kesalahan mendasarnya. Ia belajar berkomunikasi dengan tegas namun lembut, memimpin dengan kasih sayang, dan mengarahkan istrinya pada nilai-nilai Islam.
Dalam beberapa bulan, hubungan mereka berubah drastis. Andi mengungkapkan, "Rumah tangga saya kini seperti surga kecil. Saya merasa lebih hidup, lebih bahagia."
Poligami: Pilihan atau Solusi?
Sebagai Poligami Expert, Coach Hafidin tidak memaksakan poligami sebagai solusi bagi semua orang. "Poligami adalah syariat, tetapi bukan kewajiban," ujarnya.
 Ia menekankan bahwa poligami harus didasarkan pada niat yang benar, kemampuan yang memadai, dan persetujuan semua pihak. Program mentoringnya bahkan dirancang untuk membantu suami memperbaiki hubungan dengan satu istri sebelum mempertimbangkan poligami.
"Banyak orang salah paham. Poligami bukan untuk lari dari masalah, tetapi untuk menciptakan solusi yang lebih baik," jelas Coach Hafidin.
Bagi Coach Hafidin, hidup adalah tentang pilihan. Pilihan untuk belajar, berubah, dan memperbaiki diri. Dengan pendekatan yang berbasis ilmu dan pemahaman agama, ia membantu para suami keluar dari "neraka rumah tangga" dan menciptakan surga kecil di dunia.
Program private mentoring yang ia tawarkan tidak hanya menjadi solusi praktis, tetapi juga membangun fondasi spiritual yang kokoh. "Setiap rumah tangga bisa menjadi surga, asalkan suami dan istri mau berusaha," katanya.
Dalam dunia yang penuh hiruk-pikuk dan godaan, menemukan harmoni dalam rumah tangga adalah pencapaian besar. Melalui tangan dingin Coach Hafidin, banyak pasangan yang telah berhasil mencapainya. Mereka bukan hanya menemukan kebahagiaan, tetapi juga menjalani hidup sesuai tujuan dari kehidupan itu sendiri.