Pecinta drama Korea Selatan pasti sering menemukan bagian cerita tentang suasana makan bersama. Berbagai jenis makanan tersaji di atas meja. Umumnya menyajikan olahan daging babi dan minuman soju atau bir.
Daging babi memang menjadi salah satu kuliner favorit di Korea Selatan. Salah satu hidangan paling terkenal adalah samgyeopsal, yaitu daging perut babi yang dipanggang dan biasanya disantap dengan berbagai jenis banchan (makanan pendamping) seperti kimchi, bawang putih, dan saus ssamjang.
Hidangan ini sering disajikan di restoran BBQ Korea, di mana pengunjung memanggang daging sendiri di meja. Selain samgyeopsal, ada juga hidangan seperti bossam (daging babi yang direbus dan disajikan dengan daun selada) dan jokbal (kaki babi yang dimasak dengan kecap).
Selain masakan daging babi, minuman soju pun menjadi pendamping yang wajib ada. Minum soju adalah bagian penting dari budaya sosial di Korea Selatan. Soju adalah minuman beralkohol tradisional yang terbuat dari beras, gandum, atau kentang, dan mengandung alkohol.
Dengan kadar alkohol yang biasanya berkisar antara 16-25%, soju cukup kuat untuk memberikan efek rileksasi, tetapi tidak terlalu keras sehingga bisa dinikmati dalam jumlah yang cukup banyak tanpa membuat orang cepat mabuk.
Salahsatu alasan mengapa banyak orang Korea menikmati daging babi, seperti samgyeopsal, dengan soju, dikarenanmemiliki rasa yang netral dan sedikit pahit, yang dianggap cocok dengan lemak dan rasa gurih dari daging babi. Kombinasi ini menciptakan keseimbangan rasa yang disukai banyak orang.
Soju dipercaya dapat membantu melancarkan pencernaan, terutama setelah mengonsumsi makanan berlemak seperti daging babi. Ini adalah salah satu alasan mengapa minum soju sering disarankan saat makan makanan berat.
Resto Korea Menjamur di Kota Cilegon
Kini, kelezatan kuliner daging babi dan minuman soju tidak harus pergi ke Korea untuk bisa menikmatinya, karena di Kota Cilegon saja sudah menjamur restoran Korea.
Perkembangan restoran Korea di Kota Cilegon telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kota industri yang dikenal sebagai pusat pabrik baja terbesar di Indonesia ini, kini tidak hanya menjadi destinasi bisnis, tetapi juga semakin berkembang dalam sektor kuliner.
Sejak berdirinya pabrik Krakatau Posco, ribuan pekerjaan asal Korea berdatangan ke Kota Cilegon. Dampaknya restoran-restoran Korea mulai bermunculan, menawarkan berbagai hidangan autentik yang mencerminkan keunikan cita rasa negeri ginseng.
Restoran Korea kini tidak hanya menyasar warga ekspatriat dan pengunjung yang datang ke kota ini, warga lokal juga turut menjadikannya salah satu tren kuliner yang semakin populer di Cilegon.
Soju Bertentangan dengan Zero Alkohol
New Korean Garden adalah salah satu restoran Korea yang berada di Kawasan Pondok Cilegon Indah. Minuman soju atau minuman beralkohol lainnya sangat bebas dijual.
Keberadaan minuman saju menjadi salah satu elemen penting dari hidangan kuliner Korea. Sayangnya kandungan alkohol yang tinggi berbenturan dengan program "Zero Alkohol" yang diterapkan oleh pemerintah Kota Cilegon.
Wali kota Cilegon pernah mengklem, keberhasilan Kota Cilegon dalam menerapkan program Zero Alkohol telah menjadi salah satu pencapaian signifikan dalam upaya pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi warganya.
Pemerintah Kota Cilegon berkomitmen menerapkan zero alkohol dengan adanya Perwal tentang Penutupan operasi tempat hiburan malam nomor 43 tahun 2020. Serta Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 5 Tahun 2001 Tentang Pelanggaran Kesusilaan, Minuman Keras, Perjudian, Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya.
Ketika restoran Korea di Kota Cilegon kedapatan menjual soju atau bir, maka telah melanggar kebijakan Zero Alkohol, hal ini memicu kontroversi dan perhatian serius dari kalangan masyarakat.