Di Kota Cilegon, warna orange itu kembali muncul. Cukup mencolok mewarnai kawasan Kantor Wali Kota Cilegon, dimana pagar halamannya baru selesai dicet dengan warna orange dan dipadukan dengan hijau toska.
Kembali lagi pada memori warna orange, menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah ini ada kaitan dengan warna rompi Tahanan KPK?
Ya, kita masih ingat dengan dua sosok Wali Kota Cilegon terdahulu yang pernah memakai rompi orange itu. TB. Aat Safaat dan kemudian disusul oleh putranya TB Iman Ariyadi yang sama-sama lengser dari jabatan Wali Kota Cilegon setelah dinyatakan bersalah atas tindakan KKN.
Rompi "Tahanan KPK" kemudian ramai menghiasi berbagai media. Bahkan hingga saat ini jejak digitalnya pun masih mudah didapat.
Lalu, sempat kepikir juga, apakah warna orange ini sebagai bentuk tolak bala? Menjadi pengingat kepada para petinggi di Pemerintah Kota Cilegon untuk tidak melakukan penyalahgunaan wewenang lagi untuk kepentingan pribadi. Warna orange menjadi simbol untuk menjadikan kawasan Pemerintah Kota Cilegon bebas tindakan KKN.
Tapi sempat kepikiran juga, jangan-jangan dengan menggunakan warna orange yang menghiasi pagar halaman Kantor Wali Kota Cilegon itu jadi pertanda bakal ikuti jejak pendahulunya.
Menggunakan warna orange dan hijau toska sebenarnya sah-sah saja. Apalagi kedua warna itu memiliki peran penting sebagai identitas kampanye pasangan Helldy Agustian dan Sanuji untuk bisa memimpin Kota Cilegon di kontestasi Pilkada lalu.
Penggunaan warna orange dan hijau toska membuat wajah kantor Wali Kota Cilegon terlihat lebih cerah dan menusuk mata. Tidak hanya itu saja, semua gedung milik Pemerintah Kota Cilegon pun turur berubah dengan warna seragam.
Orange dan hijau toska menjadi penyambut 100 hari massa kerja Helldy dan Sanuji memimpin Kota Cilegon. Atas kuasanya pun bisa memerintah semua jajaran di bawahnya untuk mengganti warna gedung secepatnya.
Helldy dan Sanuji saat ini memang belum bisa mengeluarkan kebijakan apa pun terkait anggaran keuangan. Toh, para pimpinan OPD hingga para Lurah  manut saja dan mengikuti intruksi Wali Kotanya.
Seorang ASN sempat mengeluh, pergantian warna orange dan hijau toska harus segera dilaksanakan meski pun tak ada anggaran. Harga cet yang mahal. Asal Bapak Senang masih berlaku. Meski mendadak, semua bisa diakali.
Mengutip berita Banten Raya, Asisten Daerah  III Sekretariat Daerah  Kota Cilegon Dana Sujaksani menyebutkan pengecatan kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sampai kelurahan harus berwarna orange dan hijau toska atas perintah Walikota Cilegon langsung.
Pengecetan warna gedung yang identik dengan warna kampanye Helldy -- Sanuji terpaksa menggeser anggaran yang sudah direncanakan. Pusing-pusing para abdi negara harus putar otak membeli cet dan membayar tukang untuk mengerjakannya.
"Asal Bapak Senang," semuanya kompak. Â Akal-akal anggaran pun harus dilakukan. Entah itu menggunakan sistem "ganti uang" yang bisa saja nanti dirembes pada ABT. Atau ada pegawai yang punya dedikasi luar biasa menyumbang dari uang pribadinya untuk beli cat dan sebagai bentuk loyalitas terhadap perintah atasannya.
Jika penguasa sudah mengeluarkan perintah, apa daya bawahan harus manut dan nurut. Jangan sampai karena membangkang, nanti dimutasi ke posisi yang tidak nyaman.
Semoga saja kekompakan mengganti warna gedung pemerintah  yang menyeluru ke semua OPD hingga kelurahan itu tidak bermasalah pada laporan penggunaan anggaran keuangan di kemudian hari.
Amit-amit saja ini, jangan sampai gara-gara mengubah gedung pemerintah dengan warna orange, kemudian diintip oleh penyidik KPK dan kompak tampil di media mengenakan rompi "Tahanan KPK"