Sunan Solo memesan mobil beroda empat itu melalui seorang berkebangsaan Inggris, John C. Potter. Untuk mengoperasikan mobil yang dapat memuat delapan orang itu, Sunan Solo juga mempekerjakan dua orang Jerman, satu orang sopir dan seorang lagi sebagai mekanik. Perjalanan pertama kali mobil itu adalah dari Surabaya ke Semarang kemudian ke Solo. Mobil itu menunjukan performa yang baik karena dalam perjalanan panjang itu, mobil Phaeton-Benz berlari mulus, tidak pernah mogok. Mobil Phaeton-Benz yang dibeli Sunan Solo itu adalah mobil Eropa pertama yang dikirim ke luar Eropa.
Desain mobil itu masih menunjukkan jejak sebuah desain delman atau kereta kuda. Dengan kata lain, mobil Phaeton-Benz itu selintas memang masih seperti delman tanpa kuda. Rodanya pun masih berbahan kayu dengan ban yang masih tanpa udara (ban mati) sebagaimana umumnya dipakai pada delman. Peran kuda digantikan mesin yang diletakkan di belakang. Mobil itu kemudian dipinjam pihak Belanda untuk dibawa melalui pelabuhan Semarang ke acara pameran RAI di Belanda pada tahun 1924 dan konon tidak dikembalikan. Mobil model Phaeton-Benz 1894 itu sekarang dapat dilihat di museum mobil Leidschendam Belanda.
(saya tidak bahasa belanda kecuali lekker saja, beberapa bagian buku itu pernah diterjemahkan dosen fsrd itb untuk kepentingan materi proyek museum transportasi dan saya ikut tim itu taun 90-an).
jadi, alasan pertama karena mobil pertama yang ada di Indonesia ada dan dimiliki orang Solo persisnya raja Surakarta.