Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor

Saya & Kolor David Beckham

21 Februari 2014   16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 38 0

Sebagai 'pemuda produk kampung' yang dididik dengan nilai-nilai adat Batak, intim dan bebas dengan alam (sungai, ladang, cangkul, aek-rangat*, sekolah, dan bola, dll), sedikit banyak memengaruhi paradigmaku terhadap alam semesta dan sesama. Bagiku alam dan penghuninya adalah dua sisi mata uang.


Beranjak dewasa dihadapkan dengan realitas hidup yang kompleks, serbaneka, dan kerap terombang-ambing kesana kemari, mencinta dan dicinta, ditolak dan dibenci, jatuh dan sulit untuk bangun, adalah sebagaian dari potret pengalaman. Pengalaman yang menyakitkan tak usahlah kutulis di sini. Itulah hidup, kata orang bijak...

Masing-masing kita dijatah dengan berbagai rupa kehidupan. Lekat dengan kelebihan dan kekurangan, memungkinkan kita hidup dalam saling-butuh. tapi, rasa-rasanya, sekalipun kita hidup di era teknologi superduper, terkoneksi 24 jam, tetap saja jangkauan kita terbatas. Benar, dalam satu clik informasi apapun bisa (mungkin) kita dapatkan setidaknya bisa kita jadikan sebagai referensi tapi rasa-rasanya tetap saja menghadirkan 'kelonggaran' di dalamnya.

'Kelonggaran' yang saya maksud adalah adanya keintiman palsu diantara kita. Sahabat saya mengatakan ini dengan sebuah istilah "kedekatan seadanya". Kebersamaan karena ada maunya. Interaksi yang terkadang lebih sering bersifat sesaat dan ditentukan 'kepentingan', mudah-mudahana hanya dugaanku. Penemuan teknologi informasi salahsatu penemuan terbesar abad ini yang sudah terbukti berhasil memangkas waktu dan jarak, boleh jadi telah memengaruhi peradaban kita menjadi lebih cepat, bebas, dan mungkin agak liar yang tertutupi.

Puas. Mungkin kita sudah puas. Atau mungkin sudah bosan dan mendamba sesuatu yang lebih?! Generasi sekarang dapat mencicipi kemudahan yang diimpikan nenek moyang kita. Kita tak perlu lagi melatih merpati sebagai pembawa pesan atau belajar telepati untuk menembus jarak atau mengirim surat melalui kantor pos, jadul. Cukup dengan sebuah Hp, urusan komunikasi tertangani.

Lagi-lagi, satu dari sekian berkah kemudahan teknologi yang saya rasa agak ganjil, menarik dan memengaruhi adalah menonton iklan "Celdam" yang diperankan idola saya, inisial DB. Ohiya, sebagian dari kita mungkin pernah menonton clip iklan cawat yang dibawakan pesohor bernama David Beckham. Tetapi bagi yang belum menonton, berikut kronologis iklan itu.

Sekilas: pria idaman jutaan wanita di planet itu sedang mandi. Tiba-tiba ada orang iseng mengambil bajunya. Hanya mengenakan kolor, ia mengejar pelaku. Dalam usaha pengejaran itu, ia berpapasan dengan sekumpulan wanita dalam mobil terbuka dan memandangi dia dengan ekspresi sedang dibuai. Mereka terpengarah dan takjub. Untuk mendapatkan kesan yang lebih 'eksotis', pose itu dibuat dalam gerak lambat pula.

Saya hanya sekali menonton iklan itu. Intinya kudapat. Bagiku, kolor tetaplah kolor, hanya sebagai penutup aurat. Yang penting nyaman dan higienis. Namun berbeda jadinya ketika yang mengenakan adalah seorang David, yang menyandang semua kwalitas yang diidamkan miliaran manusia di planet ini. Tanpa teknologi informasi, manalah mungkin saya tahu merek kolor Mr. David?! Beginilah media memengaruhi dan membentuk opini: sebuah produk bisa menjadi berbeda artinya.

Ada yang mau pesan? Silahkan hubungi Mr. David...

*Aekrangat=Pemandian air panas

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun