Lepas sholat subuh sebagian kami ada yang membaca qur’an, ada yang zikir ada pula yang ngobrol. Saya pilih tidur, badan lelah sekali rasanya, sejak kemarin kurang tidur. Rasanya baru saja mata terpejam ketika saya dibangunkan sekitar pukul 08.00 sarapan sudah siap. Roti, seley dan keju masih ditambah sebutir telur rebus ditutup dengan teh susu cukup memadai.
Ternyata tenda kami masih diisi rombongan lain lagi. Dua rombongan susul-menyusul setelah rombongan kami. Sepuluh tenda yang dijadikan satu diatas lahan sekitar 250 meter persegi menjadi penuh sesak. Ada teman yang mengeluh sempit.
Saya merenung. Ketika kita makan dan minum sudah tidak bisa lagi, sendiri terbujur di dalam kubur. Tenda ini sudah lebih memadai masih pula dapat ransum heheh.
Di halaman wc sekaligus ada tempat berwudu yang cukup besar dipadati jamaah laki-perempuan rombongan TKI asal Riyadh, ternyata mereka sekitar seratus orang tidak punya tenda, jadi duduk seadanya.Beberapa orang dari mereka sempat protes dengan panitia. Kata orang naik haji memang harus banyak sabar.
Ditempat yang sama dibawah pohon mindi yang cukup teduh saya bertemu beberapa orang yang duduk berimpitan. Setelah omong-omong dengan salah seorang dari mereka. ternyata mereka yang disebut haji non kuota yang setiap musim haji selalu jadi bahan omongan. Mereka tidak mengenakan gelang identitas seperti yang dikenakan jamaah haji khusus yang dikelola pemerintah Indonesia. Mereka bukan tidak ada tenda, tapi menurut mereka tenda yang tersedia sangat tidak memadai. Ternyata mereka yang bayar ribuan dolar, sama saja dengan kami yang bayar sekitar sejuta rupiah saja cuma bedanya kami membayarnya dengan real. Naik haji memang harus banyak bersabar, syukuri saja apa yang didapat.