Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Wisata Konferensi ala Akademisi

9 Juli 2011   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:49 1074 0
Berbagai macam cara orang berwisata baik di dalam negeri dan ke luar negeri. Tulisan ini adalah sekelumit pengalaman pribadi dan rekan-rekan penulis yang melakukan perjalanan wisata konferensi.

Akademisi khususnya dosen di perguruan tinggi dituntut untuk meneliti, menulis dan mempublikasikannya. Publikasi bisa dilakukan di Jurnal-jurnal ilmiah ataupun melalui seminar/konferensi/workshop baik dalam negeri atau luar negeri. Tiga tahun lalu adalah pengalaman pertama penulis mengirimkan tulisan pada sebuah seminar internasional yang dilaksanakan di Makassar, tapi sayang karena keterbatasan biaya penulis tidak dapat menghadirinya dan mewakilkan pada rekan yang menjadi penulis kedua untuk mempresentasikannya.

Pada pengalaman berikutnya masih di dalam negeri, penulis mendapatkan kesempatan untuk menghadiri seminar internasional yang disponsori oleh kampus. Setelah melalui prosedur yang cukup panjang akhirnya bisa berangkat untuk presentasi dalam seminar dengan istilah call for paper tersebut. Penulis mendapatkan jadwal hari ketiga/terakhir dan kebetulan pada sore hari. Hari pertama sangat meriah dan berkesempatan bertemu  dengan para akademisi dari negeri lain kebetulan mayoritas dari luar negeri adalah dari negeri Asean saja. Hari kedua masih cukup ramai dan penulis bisa menghadiri sesi presentasi secara paralel di beberapa ruang seminar.  Tetapi yang membuat kaget pada hari ketiga peserta sebagian besar sudah menghilang dan berpindah ke pusat-pusat keramaian dan wisata padahal panitia telah menyediakan hari keempat untuk berwisata. Alhasil penulis melakukan presentasi dengan dihadiri hanya 4 orang dari yang seharusnya 20 orang. Semua yang hadir adalah presenter. Maksud hati ingin mengasah kemampuan presentasi dan berbahasa Inggris malah kecewa, namun penulis ambil hikmahnya saja.

Yang lebih seru ketika konferensi di China dan kebetulan tidak jauh dari pusat penangkaran dan rehabilitasi Panda. Semua peserta dari luar China sudah tidak sabar untuk bisa segera berkunjung kesana. Dari seminar 3 hari alhasil, hari pertama saja yang rame dan itupun tidak semua peserta datang. Hari kedua peserta udah pada berkeliaran di luar tempat konferensi mulai yang berburu barang murah sampai wisata ke lokasi-lokasi yang menarik. Penulis beserta rekan-rekan dari Indonesia masih setia untuk hadir pada hari kedua. Pada saat presentasi, peserta yang hadir sudah sangat sedikit lebih buruk dari pada waktu menghadiri seminar di dalam negeri.  Penulis cukup percaya diri untuk presentasi tatkala peserta lokal sebagian besar kurang lancara berbicara dan komunikasi berbahasa Inggris. Tetapi sangat disayangkan dari dua pengalaman seminar tersebut penulis tidak mendapatkan masukan atau pertanyaan yang berbobot, jadi penulis menyimpulkan seminar tersebut memang lebih banyak unsur wisatanya daripada konferensinya.

Pengalaman lain justru di dapatkan di negeri Jiran Malaysia, jadwal seminar begitu ketat dan tidak memberikan peserta untuk mangkir dari presentasi karena sertifikat kehadiran tidak akan diberikan pada peserta yang tidak melakukan presentasi dan menghadiri acara-acara penting. Ternyata disinilah penulis mendapat pengalaman ilmiah yang banyak dalam berseminar di luar negara. Pengalaman tersebut menjadi pengalaman yang baik dan penting untuk penulis selama mengikuti seminar internasional.

Dari sekian pengalaman menulis ilmiah akhrinya penulis bisa menarik pengalaman tentang wisata konferensi ini, jika tujuan utamanya wisata ke luar negeri maka ikutlah konferensi yang kemungkinan tulisan anda hampir 100% bakal diterima. Jika anda ingin mendapatkan pengalaman ilmiah dan wisata kedua-duanya pilihlah seminar yang cukup punya reputasi.

Bagaimana kalo anda tidak punya cukup uang, ini pengalaman sharing dengan teman-teman yang bisa pergi keluar negeri dengan uang pribadi yang minim. Jika anda mengirimkan tulisan/paper ke sebuah seminar luar negeri dan diterima cobalah cari dana sponsorship dari kampus sendiri (mudah-mudahan bisa dibantu) jika tidak cobalah ajukan ke Dikti untuk memohon dana bantuan seminar luar negeri (khusus dosen baik PTN atau PT dan mudah-mudahan dikabulkan). Alhamdulillah penulis pernah mendapatkan keduanya baik bantuan dari kampus sendiri ataupun bantuan dari Dikti. Akhirnya menjadi pengalaman menarik bisa ke luar negeri dengan biaya murah. Ternyata cukup mengasyikan jika kita produktif menulis karya ilmiah dan bisa dipresentasikan di seminar internasional.

Mudah-mudahan pengalaman ini bermanfaat dan kompasianer bisa sharing juga pengalamannya berseminar ke luar negeri disini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun