Pertama-tama, kurangnya sikap sportif dalam kompetisi politik menyiratkan adanya persaingan yang lebih terfokus pada menyerang lawan daripada berdebat ide dan visi. Perilaku negatif ini bisa merugikan integritas pemilu dengan mendorong kampanye hitam, penyebaran informasi palsu, dan tindakan manipulatif lainnya. Sikap sportif yang kurang hanya membakar api kontroversi, mengalihkan perhatian dari substansi isu-isu kunci, dan memicu ketidakpuasan masyarakat.
Selanjutnya, kurangnya lapang dada pada saat hasil pemilu diumumkan bisa menciptakan ketidakstabilan sosial dan politik. Pihak yang menang seharusnya tidak hanya merayakan kemenangan mereka, tetapi juga harus mampu memahami perasaan pihak yang kalah.Â