Ia berjalan dalam gelap yang sunyi dan kerdil, Tak mendengar suara dunia yang penuh getar, Tak berbicara saat ketidakadilan melintas tegar.
Ia tak tahu, bahwa harga hidup yang mencekik, Tak terpisah dari kuasa yang tersembunyi di balik, Harga kacang, ikan, tepung, dan sewa rumah, Tak lahir dari angin, tapi dari keputusan penuh lelah.
Buta politik tak melihat di balik layar,
Bagaimana janji kosong berubah jadi bencana, Bagaimana kepentingan segelintir di atas sana, Mengubah rakyat jadi angka, tanpa asa.
Ia tak sadar, bahwa suara yang bungkam,
Adalah pintu bagi tirani yang diam-diam datang,Bahwa setiap pilihan, setiap langkah yang diambil, Adalah warna kehidupan yang harusnya adil.