Hampir 70 tahun Indonesia merdeka, namun kemiskinan masih saja tinggi sehingga masih jauh dari kata sejahtera. Jika kita menengok kembali pada masa pemerintahan Presiden Soeharto Indonesia mengalami swasembada pangan. Keadaan inilah yang membuat rakyat pada waktu sekarang seolah-olah ingin kembali lagi ke jaman pemerintahan presiden Soeharto. Bahkan, kita sering menemui tulisan “Ijih penak jamanku tah ?”, mungkin kalimat tersebut hanya sebagai salah satu ungkapan keluhan kepada pemerintah atas keadaan ekonomi rakyat yang belum sejahtera secara merata sejak era Reformasi. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada tahun 2014, presentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 11,25 persen atau 28,28 juta jiwa,. berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada tahun 2014, presentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 11,25 persen atau 28,28 juta jiwa. Inflasi meningkat tajam yang dan harga minyak dunia terus naik, sedangkan nilai tukar rupiah melemah. Harga BBM yang seringkali naik-turun dengan mudah membuat perekonomian Indonesia tidak stabil. Keadaan ini menyebabkan harga bahan pokok semakin mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat miskin. Sungguh ironis, Indonesia yang kaya akan hasil alamnya, namun rakyatnya belum sejahtera. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, mulai dari pemerian Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada masa pemerintahan SBY dan sekarang pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo mengeluarkan program bantuan dana untuk rakyat miskin.