Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Artikel Utama

Ber-Hanami Tak Harus ke Jepang! Di Kebun Raya Pun Bisa!

1 Mei 2010   19:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:28 1059 0
[caption id="attachment_130900" align="aligncenter" width="480" caption="Cherry blossoms ©Mamak Ketol™"][/caption] Kalimat di judul tulisan ini terpampang lebar di Kebun Raya Eka Karya Bali. Penasaran? Tapi, sebelum berwisata ke Bali, yuk mampir sejenak di Jepang dan Inggris. Mari kita simak apa dan mengapa hanami itu. Hanami adalah tradisi orang Jepang yang berpiknik ramai-ramai di bawah pohon sakura sambil menikmati keindahan bunganya yang sedang bermekaran. Kenapa harus sakura? [caption id="attachment_130904" align="alignleft" width="225" caption="Ber-Hanami yuk! ©Mamak Ketol™"][/caption] Meskipun berasal dari pegunungan Himalaya, sakura sangat popular di Jepang. Selain merupakan bunga nasional Jepang, sakura yang berbunga secara serentak pada saat musim semi ini memiliki makna penting bagi masyarakat Jepang. Bermacam-macam asosiasi melekat pada bunga sakura ini. Mulai dari sakura sebagai sosok perempuan, sampai ke berbagai aspek kehidupan manusia seperti kesedihan, kegembiraan, keberanian serta kematian. Di Jepang bunga sakura dianggap sebagai perlambang spring, Bunga ini merepresentasikan musim semi yang kerap diasosiasikan dengan momentum cinta, ungkapan kasih sayang dan nasib baik. Selain itu berdasarkan kemunculan bunganya yang selalu mekar serentak dan bergerombol, sakura diumpamakan sebagai awan yang sarat dengan pengaruh dan ideologi agama Buddha. Metafora sakura mengingatkan kita bahwa kehidupan (mekar) yang hanya sekitar dua minggu hanyalah berupa tanda bahwa hidup itu tidak kekal. Tapi dalam waktu yang singkat itulah sakura yang menampakkan keindahannya dipuja orang. Tak hanya di negara asalnya tapi juga di manca negara. Meskipun sakura hampir identik dengan warna merah muda, ternyata bunga ini ada yang berwarna putih, putih dengan semburat merah muda, hijau muda, kuning muda serta merah menyala. Berdasarkan mahkota bunganya, sakura dibedakan menjadi 3: (1) bunga tunggal dengan daun mahkota selapis (2) bunga semi ganda (3) bunga ganda dengan daun mahkota berlapis. Slideshow: Hasil kerja sama antara Mamak Ketol dan Photobucket Pada zaman pendudukan, Jepang selalu menanam pohon sakura sebagai tanda bahwa lahan dimana pohon itu tumbuh adalah daerah kekuasaan Jepang. Adapun kegiatan hanami yang terekam untuk pertama kalinya tercatat di Nihon Shoki sekitar abad ke-3 Masehi. Mengingat pentingnya hanami dan ketergantungan pembungaan sakura terhadap suhu, cuaca dan ketinggian lokasi, pemerintah Jepang memandang perlu untuk memantau cuaca dan meng-update lokasi-lokasi sakura yang sedang bermekaran. Musim semi di Jepang berlangsung dari April s/d Juli. Sementara itu sakura umumnya berbunga di bulan pertama musim semi. Kata “sakura” berasal dari kata “saku” yang berarti “mekar”. Sementara akhiran “ra” memberi pengertian jamak. Sakura bukanlah bunga yang awet dan waktunya mekarnya pun relatif singkat, antara 1-2 minggu, tegantung jenisnya. Di Jepang sendiri, pemunculan bunga biasanya dimulai di Okinawa (Januari), kemudian Kyoto dan Tokyo (akhir Maret/awal April) dan disusul oleh Hokkaidō beberapa minggu kemudian. Kondisi ini dimanfaatkan oleh agen perjalanan yang menjual wisata hanami. Begitu mendunianya tradisi ini sehingga kegiatan serupa dijumpai juga di beberapa negara antara lain Inggris. Cherry Blossom Festival Di negara dimana bahasa Inggris dipergunakan, sakura dikenal dengan cherry blossoms. Tahun ini, festival sakura dipusatkan di Alnwick Gardens, Northumberland yang memiliki koleksi pohon sakura jenis tai-haku terbanyak di Inggris. Upacara minum teh, menonton parade dan kesenian tradisional Jepang adalah sebagian dari acara yang digelar pada tanggal 24 dan 25 April yang lalu. [caption id="attachment_130892" align="alignright" width="300" caption="Buah ceri ©Mamak Ketol™"][/caption] Kenapa dinamakan “cherry”? Sudah sangat jelas, karena pohon sakura menghasilkan buah ceri! Akan tetapi, buah ceri yang tumbuh di taman atau di jalur hijau perkotaan, tak biasa dikonsumsi oleh manusia. Selain buahnya lebih kecil, warnanya pun kurang menarik. Ceri liar ini, berdasarkan-pengalaman-yang-didorong-perasaan-penasaran-dan-keberanian-untuk-memetik-buah-ceri-dari-pohon-yang-rendah, rasanya sedikit asam dan kurang juicy, dibanding dengan ceri keluaran pasar swalayan. Buah ceri hanya menjadi santapan burung liar yang memakannya sebelum buah tersebut sempat merah atau matang. Sementara ceri sebagai buah yang dikonsumsi oleh manusia ditanam di perkebunan. Bagaimana dengan bunga sakura dan buah ceri di Kebun Raya Bali? ‘Hanami’ at the Garden Promosi hanami di Kebun Raya Bali (KRB) hanya sebatas pada plang pengumuman. Ada dua jenis Sakura (Prunus puddum) yang pertama kali ditanam pada tahun 1959 di Kebun Raya Eka Karya ini. Kedua jenis itu adalah P. campanulata Maxim yang terletak di Vak XIII dan P. Puddum Roxb.ex.Wall. di Vax XII, XIII dan XV (Vak adalah nama peta lokasi pohon). [caption id="attachment_130910" align="alignleft" width="300" caption="'Hanami' at the garden ©Mamak Ketol™"][/caption] Sakura, khususnya jenis P. puddum tumbuh subur di KRB yang posisinya 1250 – 1450 m di atas permukaan laut (dpl). Pohon sakura yang dapat mencapai 10-15 meter ini berbunga dua kali setahun, yakni antara bulan Februari – April dan Juli – Oktober. Sakura dapat tumbuh pada ketinggian di bawah 1000 m dpl, akan tetapi tidak dapat berbunga ataupun berbuah. Seperti yang terjadi di negara empat musim, pembungaan sakura KRB dimulai ketika seluruh daun rontok. Kuncup sakura yang muncul memerlukan kondisi klimatologi tertentu yakni suhu berkisar antara 5 – 10 ºC. Bunga sakura akan muncul lebih banyak dan serempak di musim kemarau daripada di musim hujan. Apabila mekar, seluruh pohon akan dipenuhi dengan bunga yang bergerombol. Di papan pengumuman KRB, tertulis bahwa “sakura berbunga bulan Maret, April dan September”. Keterangan ini tentu saja dilandaskan pengalaman pembungaan sakura. Akan tetapi, bisa saja terjadi pergeseran waktu berbunga yang dipengaruhi iklim yang berfluktuasi. Penelitian (1988) yang dilakukan oleh Hartutiningsih – M. Siregar dan I Dewa Putu Darma terhadap sakura jenis Prunus puddum menunjukkan bahwa kuncup bunga mulai muncul di bulan Maret. Serentak berbunga pada bulan April. Antara Mei dan Juni sudah mulai gugur. Akan tetapi masih ada kuncup yang tersisa. Pembungaan kedua datang di bulan Juli, meskipun tidak sebanyak sebelumnya. Datangnya September menggundulkan seluruh pohon dari bunga. Apakah sakura di Bali menghasilkan buah? Persentase buah dalam satu cabang pohon sangat rendah (0,0085%). Buah ceri berbentuk pipih, mengkilat dengan diameter 0.5 cm dan umumnya berwarna hijau. Curah hujan, kelembaban udara dan kecepatan angin sangat mempengaruhi pembuahan. Kondisi ini mempengaruhi serangga penyerbuk sehingga dalam dua hari, sakura gugur muda sebelum sempat menghasilkan biji. Maret dan April sudah terlewati, Cherry Blossom Festival pun sudah bubar. September masih jauh … tapi mudah-mudah kedepannya KRB dapat dijadikan tujuan wisata alam sekaligus menghormati budaya bangsa lain. Referensi: Scribd, Alnwickgarden, Cherry Blossom Festival, dan Wikipedia. Slideshow lain kreasi Mamak Ketol: Klenteng Ling Gwan Kiong dan Kupu-Kupu. Catatan: Hari ini, tepat 4 bulan Mamak Ketol di Kompasiana dan juga HarDikNas.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun