Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Bulan ke-3: CLBK di Kompasiana

2 April 2010   12:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:02 240 0
Di bulan ke-1 keberadaannya di Kompasiana, Mamak Ketol telah menerbitkan 10 tulisan. Sementara di bulan ke-2 dan ke-3, secara kuantitatif, jumlahnya menurun menjadi 9. Mempertahankan angka 9 inilah yang Mamak Ketol “maksakan” eh maksudkan dengan CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). [caption id="attachment_108808" align="alignleft" width="238" caption="HL (Helo Lebay) Sumber: www.kompasiana.com/mamakketol"][/caption] Hari ini tepat tiga bulan Mamak Ketol ber-rumah di Kompasiana. Dari tanggal 1 Maret s/d tanggal 1 April, tercatat ada 3 tulisan Mamak Ketol yang jadi headline (dari 9 artikel yang diterbitkan): Botanic Garden: Sisi Lain dari Ubud (08/03/10). Yang Tertinggal dari Air Sanih (16/03/10). dan April Fools’ Day: It’s Happening in Liverpool (01/04/10). Jujur, waktu menulis ketiga tulisan tersebut, tak ada pikiran untuk mengejar HL. Justru tulisan Andai Costeau Menyelam di Air Sanih lah, yang sempat Mamak Ketol harapkan jadi HL (ternyata tidak). Sementara parodi April Mop yang diterbitkan dengan H2C (Harap Harap Cemas), malahan dijadikan HL. Disadari atau tidak, setiap Kompasianer pasti mempunyai motivasi tertentu dalam menerbitkan suatu tulisan. Bagaimana dengan ke depannya? “Apa yang menjadi tujuan jangka panjang setelah anda menulis di sini?” Pertanyaan ini adalah bagian dari perangkat “kuesioner” yang diajukan oleh George Moeda dalam Survey: Kompasiana vs Facebook. Satu pertanyaan yang membuat Mamak Ketol gelagapan. Jangankan yang jangka panjang, yang jangka pendek pun Mamak Ketol kadang tak punya. Yang pasti, tujuan utama Mamak Ketol menulis bukan semata-mata untuk menjadi HL, meskipun pernah memikirkannya. Menjadi HL tidak otomatis mengundang pembaca ataupun komentar. Bandingkan dua artikel tentang satu lokasi wisata ini: ARTIKEL Air Sanih (HL) memperoleh 138 klik dengan 31 komentar, sementara REPORTASE Air Sanih mendapatkan 171 kunjungan dengan 65 tanggapan. Kuantitas komentar pun tak menjamin kualitas tulisan dan diskusi di kolom tanggapan. Bagaimana dengan kualitas penulisnya? Apakah menjadi penulis handal yang menjadi tujuan jangka panjang Kompasianer?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun