TITD ini dilengkapi dengan gapura dan taman yang resik. Untuk sampai ke bangunan utama, kita harus melewati jembatan kecil yang kiri kanannya dihiasi dengan ornamen naga yang sangat indah. Di dinding tembok sebelah kanan terdapat mural yang menggambarkan pemandangan laut, air terjun dan rumah pantai khas Tiongkok.
Setelah menuruni jembatan, kita akan langsung berhadapan dengan kolam teratai yang pada saat itu sedang berbunga. Ada dua patung singa berwarna keemasan yang dipajang di depan pintu masuk utama. Di sebelah kiri dan kanan pintu terdapat lukisan sosok lelaki berkuda. Selain lukisan ada juga beberapa mural dalam bentuk miniatur seperti figur kakek dengan seekor angsa.
Begitu memasuki klenteng, suasana sejuk langsung terasa. Pertama mungkin karena klenteng itu baru saja dipel, dan kedua karena arsitektur dari bangunan itu sendiri. Konon kabarnya (CMIIW) klenteng Ling Gwan Kiong merupakan satu-satunya klenteng di Indonesia yang memiliki bagian atap yang terbuka.
Daun pintu dihiasi lukisan penjaga dengan pakaian hitam lengkap dengan senjata. Sepertinya setiap senti dari dinding klenteng tak luput dari lukisan dan tulisan dalam karakter Cina.
Di salah satu pojok terdapat gendang hitam. Meskipun tempat ibadat ini relatif baru, beberapa koleksi perabotannya masuk dalam kategori antik. Lihat saja lampu gaya Belanda dan Tiongkok yang tergantung di langit-langit itu. Bahkan ada benda yang berusia lebih dari satu abad, seperti lonceng yang dibuat pada tahun 1800 di Kent, Inggris.
Perlu diketahui bahwa semenjak tahun 1800an, pengaruh Islam di Singaraja sudah sangat terasa. Keberadaan mesjid dan klenteng Ling Gwan Kiong merupakan salah satu wujud dari nyama-braya (kerukunan antar umat beragama dan antar etnik). Ingin tau lebih banyak tentang klenteng ini? Silahkan simak slideshow berikut. Enjoy!