Mikirnya sederhana saja kok. "Ratu" di dapur tidak butuh disanjung. Yang penting bisa ketawa, tidur nyenyak, dan makan kenyang. Selebihnya, anak yang baik dan suami tidak macam-macam, itu sudah lebih dari syukur.
Di Kompasiana, saya juga hanya kompasianer hore-hore. Gabung ya gabung saja dengan segala kegaptekan yang ada. Bayangkan, saya lupa loh kapan gabung dengan K! Duh, maafkan... Keterlaluan ya?
Yang pasti saya sudah lama di K. Sudah bertahun-tahun. Nggak pernah dapat K-rewards juga. Baru dapat tahun ini. Itupun bulan kemarin kayaknya nggak dapat. Yo weslah...
Saya seringkali berubah-ubah, jadi semacam bunglon di K. Hari ini nulis, besok sudah hilang. Istilah pak Tjiptadinata Effendi, saya menggunakan gaya batu Hahaha...
Hari ini nulis wisata, besok cerpen, besok lagi puisi tidak bermutu. Harap maklum, saya ini abal-abal. Kemampuan menulis tidak ada. Modal nekad ingin hore-hore supaya lebih bahagia.
Sudah lupa kapan gabung, lupa juga kapan jadi centang hijau kemudian biru. Nggak penting juga kan ya? Yang penting saya sudah centang biru! Hohoho...
Makanya, tiap kali ada K-ers yang menuliskan semacam sejarah dan pencapaiannya dalam menulis, saya jadi minder. Hebat-hebat semua! Baru gabung setahun sudah menelurkan ratusan artikel. Top markotop!