Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Kau, Suami Akhiratku ...

29 Maret 2012   04:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:19 386 0
Kisah ini dimulai dengan amat sederhana, sesederhana daun-daun tua yang rontok tertiup angin. Sesederhana angin menerbangkan debu-debu, menempel disetiap media yang ia inginkan. Tanpa pernah aku prediksi bahwa kisah itu adalah milikku, menjadi bagian dari garis hidupku.

Ibu bilang namanya Yudhistira, lulusan salah satu perguruan tinggi swasta, sudah mapan, putra sahabat ayah ketika dulu masih aktif di TNI. Itu mukaddimah yang ibu katakan di sore yang basah selepas hujan, sebagai bab kedua dari maksud ibu dan ayah tentang keinginannya menjodohkanku dengan putra sahabatnya. Kunyahan roti bakar dimulutku menjadi lambat, hampir malas dan kalau saja tidak ada ibu mungkin sudah aku muntahkan. Mendadak dadaku menjadi penuh sesak, perutku seperti penuh akan apapun yang bisa memenuhinya, kepalaku seperti putaran rollercoaster, dan aku menjadi tuli untuk mendengar ucapan ibu selanjutnya. Tapi ini bukan saatnya untuk menangis.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun